Kemenangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji di Pilkada Kaltim 2024 disambut euforia, namun kekhawatiran akan potensi kolusi dan nepotisme mencuat. Bagaimana mereka menjaga integritas?
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tinggal selangkah lagi, pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji akan menduduki posisi sebagai gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2025-2029. Pasangan berjargon “Gratispol” ini berhasil mengungguli petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kaltim 2024, dengan perolehan suara sebesar 55,66 persen dibandingkan 44,34 persen.
Meskipun kemenangan telah ditetapkan, tahapan pelantikan menjadi langkah terakhir sebelum Rudy-Seno resmi memimpin Kaltim. Namun, euforia kemenangan ini diwarnai kekhawatiran dari beberapa pihak terkait potensi kolusi dan nepotisme, mengingat hubungan kekerabatan antara Rudy Mas’ud, gubernur terpilih, dengan Ketua DPRD Kaltim saat ini.
Pengamat politik Saipul Bahtiar mengungkapkan, situasi ini berpotensi melemahkan fungsi kontrol DPRD terhadap kebijakan gubernur. Ia menilai hubungan kekerabatan antara eksekutif dan legislatif dapat menciptakan ruang bagi kolusi dan nepotisme, yang berujung pada tindak korupsi.
“Potensi kolusi dan nepotisme sangat mungkin terjadi, terutama jika kebijakan yang diambil tidak objektif dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok atau keluarga,” ujar Saipul kepada wartawan Akurasi.id, Kamis (2/1/2025).
Baca Juga
Ia mencontohkan kasus serupa di Provinsi Banten, di mana hubungan kekerabatan antara kepala daerah dan ketua DPRD memicu praktik korupsi yang merugikan masyarakat.
“Jika kebijakan yang diambil tidak objektif dan hanya menguntungkan kelompok tertentu, maka rakyat yang akan dirugikan,” tambahnya.
Selain itu, Saipul juga menyoroti dominasi fraksi mayoritas di DPRD Kaltim yang berasal dari partai yang sama dengan gubernur terpilih. Menurutnya, kondisi ini memperbesar risiko lobi dan negosiasi yang tidak berpihak pada rakyat.
“Anggota DPRD itu kolektif-kolegial, tapi power tetap ada di ketua DPRD. Dengan fraksi mayoritas, proses pengambilan keputusan lebih rentan diwarnai kepentingan tertentu,” jelasnya.
Saipul berharap pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji dapat membuktikan kekhawatiran ini tidak terjadi. Sebagai pemimpin terpilih, mereka dituntut untuk menjaga integritas dan transparansi dalam menjalankan pemerintahan.
“Kita tentu berharap mereka bisa menjadi teladan, memisahkan urusan keluarga dengan tugas sebagai pejabat publik,” jelasnya.(*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id