Berdasarkan IHK dari Balikpapan dan Samarinda, BI Kaltim merilis inflasi Kaltim per September 2023 capai 0,12 %. Inflasi ini dipicu kenaikan harga mamin dan tembakau.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kaltim pada bulan September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm). Acuan inflasi ini berasal dari dua kota besar di Kaltim, yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Laju IHK pada bulan ini mengalami inflasi setelah pada periode sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm). Dengan laju inflasi tahunan 3,82% (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 2.37% (ytd).
Kendati demikian, inflasi bulanan pada periode ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional yang mencatatkan inflasi sebesar 0,19% (mtm).
Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi faktor utama terjadinya inflasi bulan ini.
Faktor utama yang berkontribusi pada kenaikan ini adalah kenaikan harga pada beberapa kelompok barang dan jasa. Termasuk bahan bakar minyak yang berdampak pada biaya transportasi dan energi.
“Untuk transportasi masih mengalami inflasi. Namun, lebih rendah dari sebelumnya seiring terjadinya deflasi pada komoditas angkutan udara (pesawat). Sementara, untuk komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Kaltim. Yakni, beras, kacang panjang, ikan layang, jagung manis, dan bensin,” katanya melalui keterangan tertulis.
Jaga Laju Inflasi, TPID Kaltim Terus Galakkan GNPIP
Guna menjaga stabilitas laju inflasi di Kaltim, Bank Indonesia (BI) melalui tim pengendalian inflasi (TPID) terus berupaya melakukan pengendalian inflasi. Melalui gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP).
“Kami telah mencangkan GNPIP Kaltim 2023 dengan tema “Kaltim berdaulat pangan” pada bulan Agustus lalu,” jelasnya.
Saat ini program GNPIP telah dilaksanakan, seperti tanam serentak bersama TNI. Yang dilaksanakan dibeberapa kodim yang ada di kabupaten/kota wilayah Kaltim (Samarinda, Kukar, Kubar, Kutim, Berau dan Bontang).
“Penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) pada kelompok tani Samarinda dan Kukar. TPID Kaltim juga telah melaksanakan gerakan pangan murah pada September lalu di Kota Bontang dan Kabupaten Kukar,” ungkapnya.
TPID juga akan terus berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Dalam pengendalian inflasi melalui strategi 4k (keterjangkauan harga, ketersediaan pasikan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif,” tuturnya.
Dengan beberapa program yang telah dijalankan, ia berharap, dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.
“Harapannya dengan program pengendalian inflasi ini mampu mengontrol laju infladi di Kaltim melalui inflasi yang terkendali,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari