Inflasi di Kaltim Desember 2024 lebih rendah dari rata-rata nasional. Menariknya, sampo jadi salah satu penyumbang utama kenaikan harga, mengalahkan cabai.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat bahwa inflasi di wilayah ini pada Desember 2024 lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional, baik secara bulanan maupun tahunan.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, mengungkapkan bahwa inflasi di Kaltim pada Desember 2024 terhadap November 2024 mencapai 0,3 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 0,44 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Desember 2023, inflasi di Kaltim tercatat sebesar 1,47 persen, juga di bawah rata-rata nasional sebesar 1,57 persen.
“Secara rinci, terdapat tiga kelompok pengeluaran utama yang menyumbang inflasi secara month-to-month. Sebaliknya, ada dua kelompok yang justru mengalami deflasi atau penurunan harga,” ujar Yusniar di Samarinda, belum lama ini.
Penyumbang Inflasi dan Deflasi
Tiga kelompok pengeluaran dengan kontribusi terbesar terhadap inflasi di Kaltim secara bulanan adalah:
- Makanan, minuman, dan tembakau dengan peningkatan harga sebesar 1,27 persen dan andil inflasi 0,38 persen.
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencatat inflasi 0,35 persen dengan andil 0,22 persen.
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 0,06 persen dan andil 0,01 persen.
Sementara itu, dua kelompok yang menyumbang deflasi adalah:
Transportasi, yang mengalami penurunan harga sebesar 0,73 persen dengan andil -0,1 persen.
Kelompok lain yang berkontribusi terhadap deflasi termasuk informasi, komunikasi, dan keuangan.
Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi meliputi ikan layang, tomat, kangkung, bayam, air kemasan, sampo, dan sigaret kretek mesin. Sebaliknya, angkutan udara menjadi komoditas utama yang menyumbang deflasi.
Inflasi Tahunan
Desember 2024 mencatat inflasi di tiga kelompok pengeluaran utama:
- Makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan harga 2,64 persen dengan andil inflasi 0,77 persen.
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 5,67 persen dengan andil 0,36 persen.
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,92 persen dengan andil 0,02 persen.
Beberapa komoditas penyumbang inflasi tahunan adalah beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.
Sebaliknya, kelompok transportasi mencatat deflasi sebesar 2,03 persen dengan andil -0,28 persen. Komoditas yang menyumbang penurunan harga mencakup angkutan udara, telepon seluler, dan bensin.
Kenaikan Inflasi Berdasarkan Wilayah
Berdasarkan wilayah, inflasi tahunan tertinggi pada Desember 2024 terjadi di Kabupaten Berau sebesar 2,69 persen, sedangkan yang terendah di Balikpapan sebesar 1,11 persen. Secara bulanan, inflasi tertinggi tercatat di Penajam Paser Utara (PPU) sebesar 0,78 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Berau sebesar 0,17 persen.
“Dari data ini, terlihat bahwa kenaikan harga tidak hanya didorong oleh komoditas pangan, tetapi juga barang non-pangan seperti sampo, yang menjadi salah satu penyumbang inflasi utama,” ujar Yusniar. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id