Air Bersih Jadi Racun, Warga Sempaja Utara Jerit karena Limbah

Sumber kehidupan warga RT 035 Sempaja Utara berubah jadi bencana. Air yang dulu menghidupi ladang, kolam, dan rumah tangga kini tercemar limbah, membuat petani terancam gagal panen, ikan mati, hingga warga terserang penyakit kulit.
Fajri
By
2.8k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Warga RT 035, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, resah akibat pencemaran air yang diduga berasal dari aktivitas pembuangan limbah sejak Mei 2025. Sumber air utama yang selama ini menjadi tumpuan untuk ladang, kolam ikan, dan kebutuhan rumah tangga kini tak lagi bisa digunakan. Dampaknya, tanaman mati, ikan berkurang, hingga warga mengalami penyakit kulit.

Petani sayur, Arbani, mengaku aktivitas pertaniannya lumpuh karena pengairan tercemar.
“Sumber air kami sudah tidak bisa dipakai. Kalau hujan malah makin parah, butuh empat sampai lima hari baru agak membaik,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi ini tidak hanya menghambat penyiraman tanaman, tetapi juga merusak siklus pertanian secara keseluruhan.
“Campuran air dengan obat tanaman pun tidak bisa dipakai, malah bikin tanaman mati,” katanya.

Keluhan senada datang dari Tukiyono, petani lain yang juga terdampak. Ia menyebut banyak tanaman terong yang mati setelah disiram menggunakan air tercemar.
“Padahal sudah mulai berbuah, tapi akhirnya busuk semua,” keluhnya.

Tak hanya mengancam pertanian, pencemaran tersebut juga berdampak pada perikanan dan kesehatan warga. Tukiyono menyebut ikan di kolam banyak yang mati, sementara sejumlah warga mengalami gatal-gatal pada kulit.
“Kolam ikan di depan rumah habis ikannya. Ada juga warga yang kena penyakit kulit,” ungkapnya.

Warga sebenarnya sudah melaporkan masalah ini ke pihak RT. Namun, hingga kini aktivitas pembuangan limbah tetap berlangsung tanpa ada tindak lanjut nyata.
“Dijanjikan mau ditindaklanjuti, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” kata Tukiyono.

Masyarakat mendesak Pemkot Samarinda segera turun tangan karena sumber air tersebut sangat vital bagi kehidupan sehari-hari.
“Ladang, kolam, dan rumah tangga semuanya tergantung dari sumber air ini. Kalau tidak bisa dipakai, kami yang susah,” tutup Arbani. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana