Situasi Politik Saat Ini Membuat Banyak Pihak Berfikir Kemungkinan Melawan “Kotak Kosong” pada Pilgub Kaltim 2024.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Fenomena “borong partai” yang dilakukan oleh bakal calon (bacalon) Rudy Mas’ud-Seno Aji menimbulkan beragam spekulasi. Seperti adanya upaya untuk menekan aliran dukungan ke pasangan petahana, Isran Noor-Hadi Mulyadi. Hingga menciptakan peluang melawan “kotak kosong” dalam pemilihan gubernur (pilgub) nanti.
Pasalnya, hingga saat ini belum terdengar koalisi yang bakal mengantarkan bacalon Isran Noor-Hadi Mulyadi ke gerbang pendaftaran Pilgub Kaltim pada Agustus nanti. Sementara, pasangan Rudy-Seno sudah mengamankan 6 parpol dengan total 43 kursi. Bahkan, dukungan terus mengalir kepada keduanya dari berbagai arah.
Sebagai informasi, untuk maju di pilgub nanti perlu minimal 20 persen dukungan partai pemilik kursi di DPRD Kaltim periode 2024-2029. Terdapat total 55 kursi di DPRD Kaltim, sehingga untuk mendaftar di Pilgub masing-masing calon perlu paling sedikit dukungan partai atau gabungan partai dengan jumlah keterwakilan 11 kursi.
Dengan jumlah kursi yang sudah Rudy kantongi saat ini, tentu jalannya untuk melenggang pada pendaftaran bacalon peserta pilgub dipastikan semulus jalan tol. Harapan yang tersisa untuk pasangan Isran-Hadi hanya 3 partai, yakni PDI Perjuangan dengan 9 kursi, serta PPP dan Demokrat yang masing-masing memiliki 2 kursi. Jika digabungkan, maka ketiga partai tersebut memiliki total 13 kursi.
Kondisi ini pun berujung kepada pertanyaan lain, mengenai kemampuan Isran-Hadi untuk mengamankan kursi dari tiga parpol tersisa, minimal 11 kursi seperti syarat pencalonan. Apabila mereka gagal atau lobi-lobi duet Rudy-Seno lebih kencang, bisa jadi kekuatan politik Kaltim semakin condong ke kubu Rudy. Dan menciptakan peluang lawan “kotak kosong”.
Menurut Pengamat Politik Kaltim, Budiman Choisiah, peluang bacalon Rudy Mas’ud-Seno Aji untuk melawan kotak kosong cukup besar di Pilgub Kaltim 2024. Apalagi dengan melihat koalisi yang sudah terbentuk saat ini.
“Kalau untuk potensi lawan “kotak kosong” memang ada. Tapi, kita tidak tau kedepannya. Politik itu dinamis. Jadi, sebelum pernyataan resmi dari partai, apapun bisa terjadi,” kata Budiman.
Suara PDI Perjuangan dan PPP jadi “Modal” Penting Isran Noor
Ia mengatakan, Isran Noor masih memiliki peluang untuk memanfaatkan situasi politik yang ada. Di mana PDIP dan PPP yang berada di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat pilpres lalu belum angkat suara soal arah dukungannya.
Menurutnya, Isran Noor bisa menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan dukungan dari kedua partai tersebut. Keberhasilan dalam membangun komunikasi yang efektif dengan ketiga partai lainnya sangat krusial, untuk mendapatkan minimal dua partai sebagai perahu politik. Guna memenuhi syarat 11 kursi untuk maju dalam kontestasi.
“Jika demikian, Isran Noor dan Hadi Mulyadi dapat memenuhi syarat 11 kursi yang diperlukan untuk maju dalam kontestasi Pilkada. Dukungan dari PDIP (9 kursi) dan PPP (2 kursi) akan menjadi modal penting bagi mereka,” tuturnya.
Dalam kondisi ini, potensi tawar menawar pun bisa jadi tidak dapat dihindari. Sebab, daya jual partai-partai yang tersisa bisa jadi lebih mahal. Bisa saja hal ini berujung kepada perpecahan duet Isran Noor-Hadi Mulyadi. Karena, partai lebih mengedepankan kader.
Namun, salah satu dosen di Unmul ini menjelaskan, meskipun partai-partai biasanya mengedepankan kader mereka sendiri. Sering kali terjadi di mana kader partai memiliki elektabilitas yang kurang. Dalam hal ini, partai harus mencari alternatif lain.
“Alternatif tersebut tidak harus selalu menempatkan kadernya sebagai calon utama (01). Tetapi, bisa juga sebagai calon wakil (02),” tutupnya.
Pilkada Melawan “Kotak Kosong” Tetap Bagian dari Proses Demokrasi
Sementara itu, Sosiolog Fisip Universitas Mulawarman (Unmul) Zulkifli mengatakan, meski ada kemungkinan kotak kosong dalam Pilgub Kaltim tahun ini. Namun, ia menekankan, bahwa itu bukanlah hal negatif. Sebab, pilkada melawan kotak kosong tetap bagian dari kontestasi dan proses demokrasi yang harus dihormati.
“Itu terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Misal, di Makassar kemarin pilkada juga melawan kotak kosong. Itu tetap bagian dari proses demokrasi dan konstitusional,” kata dia.
Kendati demikian, ia meyakini, setiap bakal calon sudah menyiapkan strategi politik yang matang untuk maju kontestasi. Sehingga, ada kemungkinan kubu Isran-Hadi sebenarnya tengah bersiap, hanya belum menampakkan diri. Apalagi proses lobi-lobi politik belum berakhir, dan masih tersisa 3 partai belum menyatakan diri.
Menurutnya, bisa saja di menit-menit terakhir ketiga partai tersebut memutuskan untuk mengusung salah satu bacalon atau bahkan tidak. Bahkan, bisa jadi parpol yang sudah menyatakan diri mengusung salah satu bacalon, berbalik arah ke bacalon lainnya.
“Kita tunggu saja tanggal mainnya. Karena sebelum bacalon mendaftarkan diri ke KPU sebagai calon, apapun bisa terjadi. Bisa saja ada perubahan-perubahan koalisi. Karena politik ini sangat dinamis, setiap detik bisa berubah. Parpol pasti memiliki pertimbangan sendiri,” paparnya.
Ditanya soal posisi ketiga partai lain (PDI Perjuangan, PPP, dan Demokrat) yang belum unjuk suara. Zulkifli membenarkan, bahwa bargaining atau daya tawar ketiga partai tersebut jelang pendaftaran ke KPU tentu semakin tinggi. Dan itu hal yang lumrah.
Namun, jika tawar menawar ini menjurus kepada penggantian salah satu bacalon dan membuat perpecahan kubu Isran Noor-Hadi Mulyadi. Sebagai informasi, PPP sebelumnya menyatakan ingin mengajukan kader sebagai wakil Isran Noor maju Pilgub Kaltim 2024. Atau bahkan jika parpol lain mengajukan penawaran serupa. Menurutnya, tentu akan ada dialog internal yang lebih dinamis diantara mereka.
“Menurut saya diamnya partai ini ingin memperlihatkan posisi bargaining-nya kepada kandidat. Kemudian, konsensusnya tidak harus mengajukan kader sebagai bakal wakil atau calon gubernur. Minimal, akan ada kesepakatan lain. Tentu itu di internal mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, meski Pilgub Kaltim berujung melawan kotak kosong dan berakhir kotak kosong yang menang. Maka, hal ini harusnya menjadi bahan evaluasi bagi setiap partai. Agar tetap mempertimbangkan aspirasi masyarakat dalam mengusung bacalon.
“Tetap tidak masalah. Karena itu konsekuensi demokrasi. Mungkin mereka kecewa terhadap kandidat dari parpol. Oleh karena itu, pentingnya ketika yang maju kontestasi tidak hanya satu bacalon dan melawan kotak kosong. Mau dua pasang atau tiga pasang, lebih baik. Semakin banyak pilihan, semakin baik bagi masyarakat,” ungkapnya.
Timses Isran-Hadi Tak Mau Sesumbar
Sebelumnya, Ketua Tim Sukses Isran Noor-Hadi Mulyadi, Iswan Priady menjelaskan, bacalon Isran-Hadi saat ini masih membangun komunikasi politik dengan beberapa partai yang belum menyatakan arah dukungan.
Apabila sudah jelas, pihaknya akan melakukan pengumuman. Oleh karena itu, ia minta masyarakat sabar menunggu.
“Masih jalan. Dalam waktu dekat diumumkan. Ditunggu saja,” katanya sebagaimana melansir Prokal.co.
Berkenaan partai yang akan menjadi pendukung pihaknya, ia mengaku, tidak ingin sesumbar. Namun, ia memastikan, partai pendukung nantinya cukup untuk mendaftarkan Isran-Hadi pada Pileg tahun ini.
“Insya Allah partai yang mendukung cukup untuk mendaftar nanti,” ujarnya.
Sebagai informasi, istilah kotak kosong muncul ketika muncul calon tunggal dan tidak memiliki saingan dalam pilkada. Sehingga, dalam surat suara posisi lawan dinyatakan dalam bentuk kotak kosong.
Adanya calon tunggal tidak lantas membuat calon tunggal tersebut serta merta secara aklamasi diangkat menjadi kepala daerah. Namun, tetap harus menjalani proses pemungutan suara yang sah sebagaimana proses demokrasi. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari