Di balik proyek revitalisasi kota yang menghabiskan anggaran besar, sejumlah sekolah di Samarinda masih terabaikan. Bahkan, SMPN 24 setiap hujan terendam hingga satu meter.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Deretan proyek besar Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mengubah wajah kota. Mulai dari megahnya Teras Samarinda, berdirinya gedung baru Pasar Pagi, hingga penataan kawasan Citra Niaga yang semakin menarik. Semua itu menghabiskan anggaran fantastis demi mempercantik pusat kota.
Namun, di balik gemerlap pembangunan, masih ada sekolah-sekolah yang luput dari perhatian. Sebagian bahkan butuh perbaikan mendesak hingga relokasi karena kondisinya sudah sangat kritis, terutama akibat ancaman banjir tahunan. Salah satu contoh nyata adalah SMPN 24 Samarinda.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, menilai masalah pendidikan mestinya menjadi prioritas utama, mengingat Samarinda berstatus sebagai ibu kota provinsi sekaligus barometer pendidikan di Kalimantan Timur.
“Kita tentu mengapresiasi capaian Pemkot karena sudah ada langkah-langkah teknis. Namun, kenyataannya masih ada sekolah-sekolah yang terdampak banjir,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, data mengenai kondisi sekolah sebenarnya sudah tersedia—mulai dari sekolah berdinding kayu, bangunan permanen, hingga sekolah yang benar-benar membutuhkan penanganan segera. Tinggal bagaimana Pemkot menetapkan target penyelesaiannya.
“Mestinya bisa ditetapkan target, kapan semua sekolah di Samarinda sudah layak, fasilitas memadai, guru-gurunya berkualitas, sehingga mutu pendidikan bisa merata,” tambahnya.
Kondisi SMPN 24 Samarinda disebut sudah sangat darurat. Setiap kali hujan deras turun selama satu jam, air bisa naik hingga setinggi satu meter. Situasi ini tidak hanya mengganggu proses belajar mengajar, tapi juga mengancam keselamatan siswa.
“Sekolah seperti itu seharusnya jadi prioritas relokasi, bukan justru membongkar bangunan yang masih layak,” tegas Anhar.
Ia menambahkan, dari ratusan sekolah di Samarinda memang hanya dua hingga tiga sekolah yang mengalami banjir parah. Tetapi, dengan besarnya anggaran pembangunan yang dimiliki Pemkot, seharusnya sekolah-sekolah tersebut menjadi perhatian utama.
“Saya juga melihat ada ketimpangan anggaran. Ada sekolah yang mendapat porsi besar, ada yang sangat kecil. Padahal semua data kebutuhan sekolah sudah ada. Tinggal bagaimana kebijakan anggaran diarahkan lebih tepat sasaran,” jelasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id