Sosialisasi pendidikan politik di setiap kampus dan sekolah dinilai penting. Mengingat, mayoritas pemilih pemula merupakan generasi Z yang masih menempuh pendidikan di sekolah atau kampus.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pengamat Politik Universitas Mulawarman Mohammad Taufik menyarankan, agar setiap kampus dan sekolah di Samarinda melakukan sosialisasi pendidikan politik. Agar generasi Z memiliki wawasan politik yang memadai dan tidak salah saat memilih.
Menurutnya, pendidikan politik sangat penting bagi generasi Z untuk merayakan pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang. Mengingat, sebagian besar pemilih pemula merupakan generasi Z.
“Diperlukan kegiatan sosialisasi tentang pendidikan politik di kampus maupun sekolah. Namun, disajikan dengan gaya yang relevan bagi anak muda,” tuturnya.
Terlebih pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD, hingga DPD RI akan dilaksanakan bertepatan dengan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang pada 14 Februari 2024. Hal ini bisa menjadi pendorong bagi generasi Z dalam mengekspresikan rasa cintanya terhadap negara.
“Anak muda harus menunjukkan kasih sayang pada negara. Karena, suara mereka akan menentukan masa depan Indonesia selama lima tahun ke depan,” katanya sambil tersenyum.
Media Sosial Pengaruhi Pemikiran Politik Anak Muda
Lebih lanjut, ia berkata, guna melakukan sosialisasi, media sosial bisa menjadi salah satu platform penyebaran konten pendidikan politik. Ia meyakini, bahwa media sosial sangat memengaruhi pemikiran politik anak-anak muda.
“Kemampuan mereka dalam memilih tidak lagi hanya dipengaruhi oleh orang tua atau teman. Karena, media sosial memiliki pengaruh yang kuat,” ujarnya.
Ia mengimbau mahasiswa, terutama generasi Z, untuk lebih banyak mencari informasi tentang politik, mengingat pemilu akan diselenggarakan beberapa bulan lagi.
“Ketika pemilu tiba, banyak generasi muda yang akan melakukan pemungutan suara pertama kalinya. Oleh karena itu, mereka harus mencari banyak informasi agar hak pilihnya memiliki makna yang lebih dalam bagi negaranya sendiri,” tambahnya.
Ia berharap, agar mahasiswa dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Apapun pilihan mereka, hendaknya diputuskan dengan hati nurani.
“Sebagian besar anak muda adalah idealis. Jadi, kita harus berhati-hati agar tidak mudah terpengaruh oleh politik uang,” tutupnya. (*)
Penulis: Bintang Sabaruddin Syukur
Editor: Redaksi Akurasi