Populasi pesut di Kaltim terus terancam. Hal ini lantaran ulah manusia, salah satunya karena membuang sampah di sungai.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Populasi pesut terus terancam. Setiap tahun jumlah hewan endemik dan dilindungi oleh pemerintah ini terus berkurang, bahkan terancam punah.
Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) memperkirakan, jumlah pesut mahakam pada 2022 berkisar antara 67–75 ekor.
Sekertaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Timur Sri Wahyuni menyebut, jika saat ini pesut mahakam hanya terdapat 62 ekor. Bahkan ia memprediksi angka ini akan terus turun setiap tahunnya.
“Ini menjadi peringatan bagi kita semua,” tuturnya di Gedung B, Komplek Kantor DPRD Kaltim, Samarinda, Rabu (8/1/2025).
Penyebaran Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) banyak didapati di daerah Mahakam Tengah, antara Muara Kaman sampai Muara Pahu. Termasuk tiga danau besar yakni Semayang, Melintang dan Jempang, dan beberapa anak sungai lainnya.
Namun, saat ini keberadaan mereka terancam karena aktivitas masyarakat yang tidak bertanggung-jawab. Diantaranya, terperangkap jaring nelayan, alat transportasi air, pencemaran yang tinggi, ramainya lalu lintas di dekat habitatnya, terbatasnya bahan makanan (ikan dan udang), serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai.
Maka dari itu, ia meminta, agar masyarakat yang beraktivitas di sepanjang Sungai Mahakam dapat ikut menjaga populasi ini. Terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan, utamanya ke sungai.
“Kemudian, kalau ketemu pesut yang terjaring itu segera dilaporkan,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, jika ke depan Pemprov Kaltim harus menggandeng perguruan tinggi maupun lembaga ahli di bidang konservasi pesut. Guna menindaklanjuti persoalan ini.
“Supaya kita tidak kehilangan pesut-pesut itu lagi,” tegas pria berkacamata ini. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari