Kasus DBD di sepanjang 2023 masih terbilang tinggi, mencapai 5.616 kasus. Untuk menekan angka tersebut, Dinkes Kaltim segera menyebarkan vaksin Wolbachia. Usai pilot project di Balikpapan pada Februari 2024 mendatang.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih harus diwaspadai oleh warga Kalimantan Timur. Sebab, selama tahun 2023, kasus DBD masih terbilang tinggi.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat, kasus DBD di Kaltim mencapai 5.616 kasus di 2023. Turun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai 5.841 kasus.
Dari sekian kabupaten/kota di Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim. Kutai Kartanegara (Kukar) menempati peringkat tertinggi dengan 1.118 kasus, diikuti oleh Balikpapan dengan 1.019 kasus dan Samarinda dengan 868 kasus.
Kepala Dinkes Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyampaikan kekhawatiran terkait angka kesakitan DBD yang masih tinggi dan melebihi batas normal.
“Angka kesakitan DBD di Kaltim ini di atas 150 per 100.000 penduduk, padahal seharusnya 10 per 100.000 penduduk. Kita ingin menurunkan agar bisa turun minimal menjadi 10 penduduk,” ujarnya di Samarinda, belum lama ini.
Meski angka kesakitan masih tinggi, namun untuk kasus kematian akibat DBD tahun 2023 dikatakannya sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 0,66 persen menjadi 0,44 persen. Jika pada 2022 terdapat 39 kasus kematian pada DBD, maka tahun 2023 turun menjadi 23 orang.
Namun, awal tahun 2024 terjadi lonjakan kasus yang luar biasa, terutama di Bontang dan Kutai Barat. “Di Bontang ada satu yang meninggal,” tambah Jaya.
Tekan DBD, Dinkes Segera Sebarkan Vaksin Wolbachia, Balikpapan jadi Pilot Project
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya segera mengambil langkah proaktif dengan melakukan vaksinasi DBD dan menjalankan pilot project di Balikpapan.
“Ini adalah vaksin berbasis teknologi baru yang akan diberikan kepada anak usia 6 sampai 12 tahun, kelompok umur yang sering terkena. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran hampir Rp10 miliar tahun kemarin, dan anggaran ini akan ditingkatkan,” jelasnya.
Vaksinasi tidak hanya menjadi fokus, tetapi juga program inovatif Wolbachia. Wolbachia merupakan bakteri yang dapat menginfeksi nyamuk dan menghentikan penularan virus dengue. Pilot project nasional Wolbachia dilakukan di Bontang, dimana teknologi tersebut akan diaplikasikan pada nyamuk untuk menurunkan angka kesakitan DBD.
“Tanggal 5 Februari 2024, kami akan merilis vaksin di Balikpapan. Kita ingin DBD tak lagi menjadi momok di Kaltim. Kami berharap dengan inovasi ini, angka kesakitan dan kematian akibat DBD dapat terus berkurang,” tandasnya.
Sebagai informasi, tahun ini sejumlah daerah mengalami lonjakan kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data DBD Dinkes Kaltim 2022, Samarinda berada di posisi teratas dengan kasus DBD mencapai 1.688.
Menyusul Balikpapan dengan 1.127 kasus, Kutai Kartanegara 843 kasus, Berau 587, Bontang 586, Kutai Barat 398. Kutai Timur 313, Mahakam Ulu 140, Paser 129, dan terakhir Penajam Paser Utara 76 kasus. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari