IKN akan menjadi simbol kemajuan Indonesia di mata dunia. Untuk itu, umat Buddha di Kaltim menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan IKN.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Umat Buddha di Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan dukungan penuh mereka terhadap pembangunan Ibukota Negara Baru (IKN) Nusantara. Dukungan ini disampaikan oleh Ketua Buddhist Centre Kaltim, Pandita Hendri Suwito.
Pandita Hendri Suwito melihat IKN sebagai sebuah role model kemajuan bangsa Dia meyakini bahwa IKN akan menjadi simbol kemajuan Indonesia di mata dunia. “Kita harus siap mengawal IKN sebagai wujud kalau Indonesia bangsa besar. Ini harus ditunjukkan ke dunia bangsa kita siap menyongsong masa depan,” tegasnya saat diwawancarai di Samarinda pada Kamis (23/5/2024).
Lebih lanjut, Pandita Hendri menyebut jika sumber daya alam (SDA) di Benua Etam ini bisa saja habis. Sehingga Kaltim perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) sebagai tonggak kemajuan Kaltim.
Hal ini akan lebih mudah diwujudkan dengan hadirnya IKN di Kalimantan Timur. Pembangunan yang terjadi di wilayah tersebut diharapkan dapat memberi pengaruh terhadap sejumlah daerah penyangga yang berada di sekitarnya.
“IKN bisa mempercepat pertumbuhan SDM, hal ini dapat kita gunakan untuk tumbuh secara bersama,” sambungnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pandita Hendri mengungkapkan bahwa Buddhist Centre Kaltim akan membangun institusi pendidikan yang layak dan berkualitas. “Kami akan jadi role model sekolah modern, saya pastikan ada galeri peradaban nusantara,” ujarnya.
Dia berharap sekolah ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Apalagi dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi.
Ia mengatakan hal ini merupakan momen yang harus disiapkan. Sehingga harus sejak dini menyiapkan generasi penerus bangsa untuk menghadapi momen tersebut.
“Nantinya generasi tersebut tidak hanya berkontribusi pada Indonesia tapi juga dunia. Bonus demografi enggak boleh kita siakan, harus kita kawal jaga rawat karena jangan sampai terlepas begitu saja,” tandasnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id