Kepala Dinas Sosial Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak mengatakan, tempat penampungan yang tersedia harus non diskriminatif.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tak jarang, ketika terjadi bencana alam banyak masyarakat kehilangan harta benda bahkan tempat huniannya. Sehingga, tenda pengungsian pun harus dibangun untuk tempat tinggal sementara korban.
Namun, pembangunan tersebut memerlukan manajemen penanggulangan yang baik. Kepala Dinas Sosial Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak mengatakan, tempat penampungan yang tersedia harus non diskriminatif.
“Tempat penampungan harus non diskriminatif bukan dibedakan. Tapi ada kondisi khusus terutama bagi mereka yang rentan anak, lansia, dan penyandang disabilitas,” terangnya saat diwawancarai di Coconut Beach, Samboja, Selasa (21/5/2024).
Ia mengatakan, idealnya, tempat penampungan harus dipisahkan antara orang sehat, lansia, penyandang disabilitas, dan orang-orang yang memiliki penyakit menular.
Baca Juga
Hal ini bukan bentuk diskriminatif melainkan untuk mengantisipasi menularnya penyakit. Sehingga penampungan harus disiapkan, dimulai dari pendataan korban bencana.
“Kita harus melihat data pasti, baik dari sisi jumlah dan kondisi pengungsi supaya kita bisa memenuhi kebutuhan standar untuk mereka melakukan aktivitas sosial secara mendasar,” sambungnya.
Apalagi, dalam kacamata Andi, ancaman bencana di Benua Etam semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Ditambah dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara. Pertambahan penduduk disebut memiliki potensi gesekan bentrok yang harus diantisipasi dengan baik.
Baca Juga
Lanjutnya, penampungan pengungsi tidak boleh dibangun sekadarnya. Namun harus layak, cukup dan berkesinambungan.
Perencanaan harus dibuat kuat dengan memperhatikankondisi di lapangan, menghitung korban agar fasilitas yang didirikan sesuai.
Tak hanya pengungsian, makanan yang bergizi pun harus ikut diperhatikan. Termasuk masalah sanitasi dan MCK.
“Agar yang ditampung bisa mendapat layanan sesuai martabat sebagai manusia,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: redaksi akurasi.id
