Angka kematian bayi baru lahir di Kaltim naik, hal ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan Kalimantan Timur.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pada tahun 2023, tercatat 606 kasus kematian bayi, menurun dari 636 kasus di tahun 2022. Angka ini menunjukkan tren positif dalam upaya penurunan angka kematian bayi (AKB) di Kaltim.
Namun, di balik kabar gembira tersebut, terdapat kekhawatiran baru. Laporan dari MPDN yang ditarik hingga 31 Desember 2023 menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir usianya 0-28 hari atau neonatal di Kaltim justru mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, tercatat 520 kematian neonatal, naik dari 486 kasus di tahun 2022. Angka ini setara dengan 8,5 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, peningkatan kematian neonatal ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor, seperti asfiksia 34% dan berat badan lahir rendah (BBLR) 29%.
“Meskipun AKB secara keseluruhan menunjukkan penurunan, kami prihatin dengan kenaikan angka kematian neonatal,” ujarnya di Hotel Ibis Samarinda pada Senin (3/6/2024).
Baca Juga
“Hal ini menjadi perhatian serius bagi kami dan perlu segera ditangani,” sambungnya.
Menanggapi hal ini, Dinkes Kaltim telah merumuskan strategi baru untuk mempercepat penurunan AKI/AKN/AKB. Strategi ini terdiri dari empat pilar utama. Yaitu, peningkatan akses pelayanan kesehatan. Kemudian meningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Tak lupa juga pihak nya terus berupaya meningkatan pemberdayaan masyarakat serta melakukan penguatan tata kelola kesehatan.
Baca Juga
Salah satu fokus utama dalam strategi ini adalah penguatan tata kelola kesehatan, khususnya dalam hal pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan perinatal. Dinkes Kaltim akan meningkatkan penggunaan Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons (AMP-SR) untuk menganalisis secara mendalam akar permasalahan kematian ibu, bayi baru lahir, dan lahir mati.
“AMP-SR akan membantu kami untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian neonatal dan merumuskan solusi yang tepat. Kami berharap dengan strategi baru ini, angka kematian neonatal di Kaltim dapat segera diturunkan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id