Gerah Tak Tertahankan? BMKG Jelaskan Kenapa Kaltim Panas Sekali

Akhir-akhir ini cuaca di Kaltim panas sekali, hingga banyak yang berfikir saat ini kita tengah memasuki musim panas. Namun, ternyata cuaca gerah tak tertahankan ini punya penjelasan tersendiri. Berikut penjelasan dari BMKG.
Devi Nila Sari
982 Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Matahari terasa kian dekat dengan bumi. Bahkan beberapa masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) pun mengeluhkan cuaca panas yang mendera mereka.

Ternyata, rasa gerah tersebut bukan ilusi belaka. Nyatanya, cuaca memang lebih terik dari biasanya.

Melansir dari akun media sosial, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kaltim memperkirakan suhu udara berkisar antara 26 hingga 32 derajat celcius. Dengan tingkat kelembapan mencapai 65–98 persen pada Jumat (17/10/2025).

Pada pagi hari, kondisi cuaca secara umum diperkirakan berawan di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Sementara itu, pada siang hingga sore hari, terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang di beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu.

Selanjutnya, pada malam hari, cuaca diperkirakan kembali berawan di hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Adapun pada dini hari menjelang pagi, secara umum diperkirakan terjadi hujan ringan, kecuali di wilayah Bontang, Berau, Mahakam Ulu, dan Kabupaten Paser.

Beralih ke informasi potensi kebakaran hutan dan lahan, dalam sepekan ke depan wilayah Kalimantan Timur masuk ke dalam kategori mudah terbakar, terutama pada 17 hingga 19 Oktober 2025.

BMKG menjelaskan, bahwa fenomena panas akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh gelombang panas (heatwave) seperti yang terjadi di negara-negara subtropis. Suhu di Indonesia masih tergolong dalam batas wajar, meskipun terasa tidak nyaman.

Kondisi panas ini diperkirakan masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

Lantas, apa penyebab utama cuaca panas di Kalimantan Timur? Berikut penjelasan BMKG

  1. Posisi Semu Matahari Optimum

Saat ini, gerak semu matahari berada sedikit di selatan garis ekuator. Akibatnya, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang sangat intens.

  1. Angin dari Australia

Angin timur yang bertiup dari Benua Australia membawa massa udara kering. Udara kering ini membuat awan sulit terbentuk sehingga panas matahari terasa lebih terik di permukaan bumi.

  1. Minimnya Tutupan Awan

Meskipun sebagian wilayah sudah memasuki musim hujan, pembentukan awan hujan di beberapa daerah masih minim. Akibatnya, panas matahari langsung memancar ke permukaan tanpa penghalang, membuat suhu terasa jauh lebih panas, terutama pada siang hari.

Sebagai langkah antisipasi, BMKG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat, yaitu:

  1. Jaga kesehatan dan perbanyak minum air putih.
  2. Hindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama.
  3. Waspadai perubahan cuaca mendadak, seperti hujan petir dan angin kencang.
  4. Pantau terus informasi cuaca terkini dan peringatan dini dari BMKG.

Masyarakat dapat mengikuti pembaruan informasi melalui akun media sosial @bmkg_kaltim, @infoBMKG, serta aplikasi Info BMKG di ponsel. Tetap waspada terhadap perubahan cuaca, dan utamakan keselamatan Anda. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }