
Bahan tak sesuai, jadi alasan kerusakan ornamen tribun Gedung MTQ. Anggaran yang digelontorkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk pembangunan gedung tersebut mencapai Rp11,6 miliar
Akurasi.id, Bontang – Bangunan gedung Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang berada di lapangan Bessai Berinta (Lang-lang), Kota Bontang barulah berumur satu tahun. Kendati demikian, ornamen yang ada di tribun bangunan tersebut sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Terlihat, hampir semua ornamen tribun Gedung MTQ yang berada di teras bangunan tersebut sudah mengalami keretakan. Bahkan, di beberapa sisi sudah banyak yang patah. Selain ornamen pagar yang patah, ada sejumlah kerusakan lainnya. Misalnya di gedung, lantai dua. Jika berjalan, beberapa bagian di lantainya mulai tak stabil.
Gedung itu sedianya dijadikan tempat perhelatan MTQ ke-42 pada Juni 2021. Namun, usai kegiatan tersebut gedung itu beralih fungsi. Masyarakat menjadikan gedung tersebut menjadi sarana olahraga atau sekedar tempat berfoto ketika mereka berkunjung ke sana.
Diketahui, anggaran yang digelontorkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk pembangunan gedung tersebut mencapai Rp11,6 miliar. Namun, dengan anggaran sebanyak itu tak cukup membuat bangunan tersebut berada bertahan lama.
Menyikapi hal tersebut itu Kepala Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan (PUPRK) Bontang Edi Suprapto mengatakan, kerusakan diduga lantaran banyaknya aktivitas di gedung itu. Kata dia, perbaikan terakhir memang dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan MTQ di Juni lalu.
“Selain olahraga, tempat itu juga kerap dipakai untuk kebutuhan vaksinasi massal untuk masyarakat umum. Untuk itu, kami akan segera melakukan evaluasi,” katanya.
[irp]
Dia juga bilang, beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan survei, serta menghitung perkiraan yang dibutuhkan untuk perbaikan. Dari hasil tinjauan lapangan tersebut, pihak PUPRK Bontang, menilai kerusakan pada bagian itu dikarenakan penggunaan bahan bangunan yang tidak tahan lama.
“Salah satu bahan yang tidak sesuai, yaitu penggunaan beton serabut. Bahan itu memang sering kalah dengan cuaca. Tidak kuat dengan kondisi panas dingin. Makanya cepat retak-retak itu,” kata Edi, Sabtu (23/10/2021).
Masyarakat yang beraktivitas di area tersebut juga menjadi salah satu indikasi terjadinya kerusakan. Pasalnya, setelah mengalami keretakan, pagar itu akhirnya rentan dengan gerakan. Hal itu membuat, kerusakan berlangsung cepat. “Ini hasil evaluasi kami di lapangan,” tambahnya.
Untuk perbaikan nantinya akan ditanggung pihak PUPR. Kata dia, untuk masa perawatan yang ditanggung kontraktor sudah habis. “Ada beberapa bahan yang akan diganti. Kami tak akan lagi menggunakan beton serabut. Jadi nanti kita langsung tanam di fondasinya. Agar tak lagi membahayakan,” jelasnya.
[irp]
Pihaknya menaksir, perbaikan dari pagar hias gedung bernilai Rp11,6 Miliar tersebut akan menghabiskan anggaran sebesar Rp95 juta. Pun masa pengerjaan pagar itu ditarget secepatnya. Agar bisa terlihat bagus dan tidak menimbulkan potensi bahaya bagi masyarakat yang beraktivitas di bangunan itu.
“Secepatnya, semoga cuaca mendukung dan perbaikan bisa cepat selesai,” tukasnya. (*)
Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Rachman