Para PKL Khawatir Kehilangan Pelanggan dan Omzet Menurun
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Relokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tumpah Samarinda Seberang ke pasar Harapan Baru masih menyisakan polemik. Pasalnya, pedagang tak mau pindah ke tempat baru tersebut. Dengan alasan, khawatir omzet penjualan menurun dan kehilangan pelanggan.
Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Purwadi Purwoharsojo, menanggapi hal itu. Menurutnya, perencanaan yang kurang matang menjadi penyebab utama kegagalan relokasi. Sehingga nantinya berpotensi beresiko terjadi kegagalan seperti yang terjadi di Segiri Grosir Samarinda saat ini.
“Pemkot sebenarnya sukses merelokasi, tapi gagal dalam hal penempatan para pedagang. Perencanaan yang kurang matang menjadi penyebab utama,” tegas Purwadi, Jumat (26/7/2024).
Ia mengungkapkan, perlu perencanaan yang sangat matang dalam setiap program, termasuk relokasi. Ia menyontohkan kasus pedagang Pasar Pagi yang mengalami penurunan omzet setelah direlokasi ke Segiri Grosir Samarinda, tentunya hal tersebut dampak dari rencana revitalisasi Pasar Pagi.
“Apalagi ini warga Samarinda Seberang direlokasi ke tempat yang lumayan jauh, jadi mempertahankan konsumen lama berat bagi mereka,” ujarnya.
Menurutnya, mempertahankan pelanggan lama jauh lebih sulit dibandingkan menjaring pelanggan baru. PKL cenderung mempertahankan pelanggan lama lantaran sudah memiliki basis pelanggan yang loyal.
Selain itu, dampak ekonomi pun menjadi salah satu pertimbangan utama. Dirinya khawatir jika relokasi dilakukan, omzet para pedagang akan menurun drastis, terutama jika mereka harus bersaing dengan pedagang yang sudah ada di lokasi baru.
“Otomatis pasar yang dipilih pemerintah untuk relokasi menjadi kompetitor juga bagi mereka. Kalau omzet turun hanya 10-20 persen itu masih tidak masalah, yang masalah jika persentasenya sampai 50 persen,” jelasnya.
Diketahui, saat ini beberapa PKL eks Pasar Tumpah pun juga mencari lapak yang tak jauh dari lokasi sebelumnya. Hal ini pun tak dipungkiri oleh Purwadi. Belum lagi, kawasan pasar yang kini bertempat di belakang Kantor PDAM Jalan Sultan Hasanuddin, kabarnya juga akan disasar pemerintah untuk penertiban.
Sebab itu, ia menyarankan agar Pemkot Samarinda dapat memberikan wadah relokasi yang lebih mumpuni, tentu dengan jarak yang tak terlampau jauh. Selain itu, merencanakan siklus yang matang sehingga nantinya tidak lagi dilakukan pindah-memindah pedagang.
“Akhirnyakan jadi gusur menggusur dan geser menggeser. Tapi akhirnya ada kabar akan direlokasi lagi. Jadi tidak sehat siklusnya. Harusnya pemerintah lebih bijak, mungkin mereka bisa diberikan relokasi semi permanen yang tidak jauh dari lokasi perekonomian mereka,” tutupnya. (*)
Penulis: Dhion
Editor: Redaksi Akurasi.id