
Sebagian khawatir PTM akan meningkatkan penularan Covid-19, sebagian lainnya cukup optimis bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka adalah solusi terbaik.
Akurasi.id, Jakarta – Mengawali tahun 2022, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di DKI Jakarta berujung kepada dilema di antara orang tua. Meski kini PTM terbatas berada dalam kategori mendesak, dan pemerintah telah mendorong pelaksanaannya, namun kekhawatiran terkait merebaknya varian Covid-19 Omicron tak dapat dihindari.
Pro dan kontra di kalangan masyarakat pun semakin menyeruak. Sebagian khawatir PTM akan meningkatkan penularan Covid-19, sebagian lainnya cukup optimis bahwa PTM adalah solusi terbaik.
Menurut Hetifah Sjaifudian Wakil Ketua Komisi X DPR RI, pelaksanaan PTM serentak di Jakarta merupakan solusi terbaik. “Kita sudah hampir memasuki 2 tahun belajar di rumah dan dampak learning lossnya luar biasa bagi anak. Kemampuan literasi anak SD kelas 1 Indonesia tertinggal 6 bulan dan numerasi setara tertinggal 5 bulan belajar. Suka tidak suka, PTM adalah satu-satunya jalan,” tuturnya.
Hetifah memandang, bahwa PTM yang dilaksanakan sudah relatif aman. Melalui peraturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait PTM yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), di dalamnya termasuk persyaratan kelengkapan vaksinasi dan protokol kesehatan.
Yang mana, capaian vaksinasi Covid-19 dosis 2 kepada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen. Kemudian, capaian vaksinasi Covid-19 dosis 2 kepada masyarakat lansia di atas 50 persen.
“Contohnya di Jakarta, tingkat vaksinasi masyarakat umum di atas 120 persen dan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di atas 80 persen. Tentu ini mendukung keamanan kegiatan PTM 100 persen di Jakarta,” ujar politisi Golkar tersebut.
[irp]
Namun demikian, Hetifah tetap menekankan pentingnya sinergi penerapan protokol kesehatan di sekolah. Terlebih, dengan mulai merebaknya varian Covid-19 Omicron di Indonesia.
“Oleh karena itu, walau kita optimis PTM akan berjalan lancar, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan dengan tegas. Guru harus menjadi contoh yang baik bagi murid dan memastikan protokol kesehatan di sekolah, orang tua harus menyiapkan kelengkapan penunjang protokol kesehatan anak, murid juga harus patuh aturan,” tambahnya.
Selain itu, wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kaltim itu juga menekankan, agar sekolah yang telah memenuhi persyaratan dapat melaksanakan PTM dan tidak ada opsi pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Saya berharap agar orang tua memahami urgensi PTM dan mendukung kebijakan ini, ” tandasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id