
Senin depan empat sekolah di Bontang mulai pembelajaran tatap muka. Pemberian izin PTM pada empat sekolah tersebut dilakukan usai lolos assessment, atau peninjauan lapangan.
Akurasi.id, Bontang – Situasi pandemi Covid-19 di Kota Bontang, Kalimantan Timur berada di level 3, sehingga memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka. Beberapa sekolah pun berencana memulai kembali persekolahan dengan kehadiran siswa secara terbatas, Senin (6/9/2021).
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, keempat sekolah tersebut yakni, SDIT Cahaya Fikri, SD IT Asy Syaamil, SD Kreatif Muhammadiyah 2, dan SDN 015 Bontang Selatan.
“Pembukaan sekolah dengan skema PTM terbatas merupakan upaya pemerintah untuk menghadirkan kembali situasi belajar kepada siswa. Hampir dua tahun, mereka tidak belajar di sekolah,” ujar Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Bontang Saparudin, Jumat (10/09/2021).
Kata dia, pemberian izin PTM pada empat sekolah tersebut dilakukan usai lolos assessment, atau peninjauan lapangan. Sebelumnya, Disdikbud melakukan kunjungan langsung ke sejumlah sekolah yang telah mengajukan permintaan PTM. Dari hasil kunjungan tersebut kemudian mendapat restu dari Kadisdikbud.
Salah satu sekolah yang akan mengadakan PTM terbatas ialah SDIT Cahaya Fikri yang terletak di Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan. Semua proses pembelajaran menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Siswa yang datang harus memakai masker, mencuci tangan, dan mengukur suhu tubuh. Orang tua pun hanya boleh mengantar di depan sekolah saja.
Sesampainya di kelas, mereka tidak boleh melepas masker dan duduk berjarak. Jumlah kursi pun dibatasi, dari yang semula 30-34 siswa per kelas menjadi hanya 12-15 siswa per kelas. Waktu belajar pun hanya akan dilakukan tiga jam per harinya.
[irp]
“Sehari hanya belajar 3 jam. Dan tidak ada waktu istirahat,” jelas Kepala Sekolah SDIT Cahaya Fikri, Nina Risdiana kepada Akurasi.id.
Kata dia, Senin (13/10/2021) pekan depan terlebih dahulu akan dilakukan adaptasi untuk mengatur siswa agar mengikuti arahan. Tidak hanya kepada siswa, guru pun harus menjalankan protokol kesehatan dengan benar.
“Kami akan lakukan sosialisasi terlebih dahulu. Agar semua siswa dan guru paham penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Untuk pekan selanjutnya, barulah PTM terbatas akan dilakukan. Secara teknis, setiap hari Senin dan Selasa dijadwalkan untuk PTM kelas 1, 2, dan 3. Rabu-Kamis untuk kelas 4, 5, dan 6.
[irp]
“Kami akan menggunakan 14 ruangan untuk PTM. Setiap ruangan akan diisi 12-15 anak. Selebihnya akan dilakukan pembelajaran daring,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan, dari total keseluruhan siswa yang ada di sekolah tersebut mencapai 345 orang. Kendati demikian, hanya 80 persen orang tua siswa yang setuju anaknya mengikuti PTM.
“Dari hasil survei yang kami lakukan beberapa waktu lalu. 246 orang tua siswa setuju PTM, sedang 66 tidak setuju. Sementara 33 orang belum mengisi form. Artinya ada sekitar 80 persen orang tua siswa yang setuju,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, capaian vaksinasi pada guru sudah mencapai 95 persen. Dari 49 tenaga pendidik dan karyawan di sekolah tersebut, hanya tiga yang belum divaksin. Sementara untuk murid, masih menunggu jadwal vaksinasi dari pemerintah kota.
[irp]
“Pada saat vaksinasi ada guru yang sedang hamil. Dan ada juga yang masih menjalani masa inkubasi, sebab guru tersebut sebelumnya terkena Covid-19. Butuh waktu tiga bulan,” tuturnya. (*)
Penulis : Fajri Sunaryo
Editor: Rachman W