Pengamat Ekonomi Unmul Samarinda minta tarif parkir berlangganan jangan hanya diberlakukan di kawasan Citra Niaga.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Beberapa hari lalu, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda mewajibkan pemilik usaha disekitar Pasar Citra Niaga membayar tarif parkir berlangganan Rp400 ribu per tahun untuk kendaraan roda dua, dan Rp1 juta untuk kendaraan roda empat.
Hal itu dilakukan karena pemilik usaha hanya punya kewenangan terkait bangunan, tidak dengan ruas jalan yang digunakan untuk menaruh kendaraan.
Namun, aturan ini menimbulkan respons dari Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Purwadi Purwoharsojo.
Ia meminta Dishub tidak memberlakukan aturan dengan tebang pilih. Dirinya menyarankan agar Dishub berlaku adil dalam menerapkan suatu aturan.
Menurutnya, aturan tarif parkir berlangganan jangan hanya diberlakukan di kawasan Citra Niaga melainkan diterapkan kepada seluruh pemilik usaha lain.
“Sering saya bilang, Dishub ini enggak pernah serius dengan database kantong parkir. Mereka harus beresin dulu potensi data kantong parkir tersebut dimana saja,” katanya, Senin (9/9/2024).
Selain itu dirinya membandingkan dengan pungutan tarif parkir di kawasan lain, seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi, warung makan dan kawasan lain yang tidak diberlakukan hal yang sama. Pun ia mempertanyakan ke mana larinya hasil pungutan parkir tersebut.
“Coba kita amati, di depan Indomaret, Alfamart , Alfamidi dan lainnya, kemana itu duitnya? Indomaret pernah enggak setor ke Dishub, atau Dishub pernah ngak pungut parkir di lokasi itu?,” tanyanya.
Purwadi menjelaskan, penanganan masalah parkir ini menjadi sangat penting, karena banyak kebocoran dengan nilai ratusan juta yang tidak masuk dalam kas daerah. Hal itu terjadi pula di beberapa kota-kota lain.
“Itu uang berhamburan di jalan, semakin banyak aktivitas parkir, harusnya tinggi PAD kita dari sumber parkir,” ujarnya.
Lebih lanjut, dirinya menantang Dishub untuk mengidentifikasi semua kantong parkir di Samarinda. Bukan hanya mengidentifikasi melain juga membuat database agar masyarakat bisa mengaksesnya secara langsung melalui internet.
“Identifikasi semua kantong parkir di Samarinda, bikin database, jadi semua orang bisa klik di google. Per Indomaret dia (Dishub, Red.) pungut berapa. Jadi tak ada lagi jukir liar,” tegasnya. (*)
Penulis: Dhion
Editor: Redaksi Akurasi.id