
Rusunawa Guntung tempat Isoman, pasien Covid diberi fasilitas layaknya hotel. Ketersediaan logistik dan keperluan medis seperti vitamin, tabung oksigen serta APD dan keperluan lainnya sudah dipersiapkan secara matang.
Akurasi.id, Bontang – Semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Bontang, berdampak pada penuhnya ruangan isolasi di rumah sakit rujukan. Sebagai alternatif, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang menggunakan Rusunawa Guntung sebagai tempat untuk isolasi mandiri (Isoman) pasien Covid-19.
Para pasien Covid-19 di Bontang akan menikmati fasilitas layaknya hotel. Dari wacana Rusunawa Guntung tempat Isoman ini, Pemkot Bontang bakal menggunakan 50 kamar berukuran 3×4 untuk mengisolasi pasien Covid-19 gejala ringan, orang tanpa gejala (OTG), maupun mereka yang tidak bisa isolasi mandiri. Masing-masing kamar akan ditempati satu pasien.
Diketahui, Rusunawa Guntung memiliki bangunan 4 lantai. Setiap lantai terdapat 24 kamar. Yang akan digunakan sebagai tempat isolasi, yakni lantai dua dan tiga. Sementara untuk lantai satu diperuntukkan untuk petugas dan logistik.
“Kami siapkan 50 kamar. Dua kamar berada di lantai satu. Di lantai dua 24, dan lantai tiga juga 24 kamar,” kata Penanggung jawab isolasi Rusunawa Guntung, dr Irzal Wijaya, saat ditemui di Rusunawa Guntung, Selasa (13/07/2021).
Dari 50 kamar yang ada di Rusunawa Guntung, semua memiliki fasilitas yang sama. Setiap kamar dilengkapi dua kasur berukuran kecil, kipas angin, dua kursi dan meja, hingga lemari pakaian. Yang tak kalah mentereng, setiap kamar juga dilengkapi kamar mandi minimalis.
Dia juga mengatakan, tempat tersebut telah memenuhi kriteria sebagai tempat penanganan virus Corona. Seperti memiliki pintu akses keluar dan masuk. Kemudian memiliki bangunan bertingkat. Yang lebih penting, rusunawa tersebut jauh dari permukiman warga. Lokasinya berada di RT 15, Kelurahan Guntung, Bontang Utara.
[irp]
Pun akses menuju rumah sakit rujukan RS PKT hanya berkisar 15 menit. Sementara untuk ke RSUD Taman Husada membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan darat. Sehingga, apabila dibutuhkan tindakan khusus, penanganannya bisa lebih cepat.
“Kami juga menyiapkan dua ambulans yang standby selama 24 jam,” sebutnya.
Kata dia, kesiapan rusunawa untuk dijadikan tempat isolasi sudah rampung 100 persen. Ketersediaan logistik dan keperluan medis seperti vitamin, tabung oksigen serta APD dan keperluan lainnya sudah dipersiapkan secara matang.
“Semuanya sudah siap. Kami tinggal tunggu informasi kapan ada pasien yang datang,” ungkapnya.
[irp]
Selain itu, untuk menjaga kondisi pasien, pihaknya juga menyediakan petugas untuk penjagaan. Penjagaan petugas tak hanya dari luar. Beberapa anggota juga akan melakukan pengawasan di dalam dengan dilengkapi alat pelindung diri (APD) level satu.
Nantinya, seluruh pasien dilarang beraktivitas di luar kamar. Untuk keperluan vitamin dan keperluan obat telah disediakan tim petugas yang berjaga. Sementara untuk pasien yang ingin berjemur saat pagi hari, hanya dianjurkan membuka jendela.
“Pasien tidak boleh keluar. Mereka hanya di kamar. Kalau mau berjemur tinggal buka jendela kamar,” ucapnya.
Apabila ada sanak saudara yang ingin berkunjung atau membawakan makanan maupun pakaian. Petugas hanya memperbolehkan sampai di depan pintu masuk. Tidak boleh mengunjungi pasien.
[irp]
Jadwal petugas penjagaan akan dibagi menjadi dua, untuk siang dan malam hari, dengan pengawasan dilakukan selama 24 jam. Diketahui, penjagaan dilakukan oleh TNI-Polri, BPBD, Satpol PP, dan beberapa tim medis. (*)
Penulis : Fajri Sunaryo
Editor: Rachman Wahid