Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara – Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berinisial I, yang diketahui berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dilaporkan ke polisi oleh tetangganya sendiri atas dugaan pemukulan.
Kasat Reskrim Polres PPU, AKP Dian Kusnawan, membenarkan adanya laporan tersebut. Saat ini, kasusnya sedang dalam proses penyelidikan.
“Benar, kami sudah menerima laporan dari terduga korban. Saat ini masih kami proses,” ungkap Dian, Senin (6/10/2025).
Sementara itu, Rizal, tetangga sekaligus pelapor, menuturkan kejadian bermula saat ibunya melakukan pengukuran ulang tanah yang berbatasan langsung dengan rumah sang anggota dewan. Berdasarkan dokumen yang dimiliki, tanah itu seharusnya memiliki lebar 27 meter dan panjang 33 meter.
Namun, saat diukur ulang pada Sabtu (27/9/2025) di kawasan Logvon STR, hasilnya menunjukkan lebar lahan hanya 25 meter.
Baca Juga
“Ternyata kurang dua meter. Kami menduga patok batasnya dicabut dan lahan kami diserobot,” ujar Rizal, Minggu (5/10/2025).
Menurut Rizal, ibunya sempat mencoba menyelesaikan persoalan itu secara baik-baik dengan keluarga Irawan, bahkan berinisiatif untuk mengikhlaskan sebagian lahan tersebut. Namun, suasana kemudian memanas hingga terjadi cekcok antara dirinya dan anggota dewan itu.
“Awalnya ibu saya bicara baik-baik. Tapi tiba-tiba dia marah-marah, malah memukul saya sampai luka di pelipis,” ungkapnya.
Baca Juga
Rizal mengaku sudah menjalani visum dan menyerahkan hasilnya ke pihak kepolisian. Ia menegaskan tidak berniat berdamai dan ingin melanjutkan kasus ini ke proses hukum.
“Kami tetap lanjut. Ini soal keadilan, apalagi dia yang menyerobot, tapi malah memukul,” tegasnya.
Ia menambahkan, setelah kejadian tersebut pihaknya bersama kepolisian dan kelurahan telah melakukan pengukuran ulang. Hasilnya membenarkan adanya pengurangan ukuran lahan.
“Setelah dicek, memang betul kurang dari ukuran awal. Bagian yang hilang itu berbatasan langsung dengan rumah anggota dewan itu,” tutupnya. (*)
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id