Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sorotan terhadap Stadion Segiri Samarinda terus bertambah. Setelah Wali Kota Samarinda Andi Harun mengungkap empat keluhan utama hasil renovasi, kini muncul fakta baru: salah satu subkontraktor proyek renovasi stadion mengaku belum menerima pelunasan pembayaran sebesar Rp3,3 miliar, meski proyek telah selesai dan diserahterimakan.
Subkontraktor tersebut adalah PT Datra Internusa, perusahaan yang menangani pengadaan dan pemasangan seluruh kursi tribun stadion. Perwakilannya, yang enggan disebutkan namanya, menyebut masih ada sisa kontrak yang belum terbayarkan oleh kontraktor utama, PT Lingkar Persada.
“Masih tersisa Rp3,37 miliar yang belum dibayar. Kami sudah beberapa kali bersurat, tapi belum ada realisasi,” ungkapnya saat dihubungi Akurasi.id, Rabu (12/11/2025).
Ia menjelaskan, pekerjaan dimulai sejak Februari 2024, berdasarkan kontrak resmi dengan PT Lingkar Persada yang saat itu ditunjuk sebagai pemenang tender proyek renovasi Stadion Segiri. Pembayaran terakhir diterima pada 8 Oktober 2025, namun hanya untuk tagihan lama yang sudah jatuh tempo lebih dari 330 hari.
Padahal, dalam kontrak disebutkan batas waktu pelunasan seharusnya hanya 14–21 hari setelah dokumen penagihan diterima lengkap oleh pihak keuangan PT Lingkar Persada.
Baca Juga
“Mereka mengaku sudah dibayar penuh oleh PUPR, tapi beralasan sedang kesulitan keuangan. Ini sudah hampir satu tahun belum ada penyelesaian,” ujarnya.
Sudah Lapor ke Wali Kota dan PPK, tapi Belum Ada Mediasi
Pihak PT Datra Internusa mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Wali Kota Samarinda dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PUPR Kaltim pada awal Oktober 2025. PPK proyek sudah merespons dan berjanji memfasilitasi mediasi dengan kontraktor utama, namun hingga kini mediasi tersebut belum terlaksana.
“Kami sudah kirim surat ke Wali Kota dan PPK. PPK sempat bilang akan memfasilitasi pertemuan, tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi,” katanya.
Baca Juga
Subkontraktor juga telah bertemu langsung dengan Direktur Utama PT Lingkar Persada, Ahmad Gibran Utomo, serta perwakilannya yang disebut sebagai penanam modal proyek, Angga Hermawan. Meski keduanya telah berjanji menyelesaikan pembayaran, hingga kini tak ada realisasi.
“Mereka sudah menunjuk kuasa hukum, tapi sebatas untuk musyawarah. Janji-janji pembayaran tak pernah terwujud,” tambahnya.
Pertimbangkan Langkah Hukum
Karena tak kunjung ada penyelesaian, PT Datra Internusa kini mempertimbangkan langkah hukum, baik secara pidana maupun perdata, untuk menuntut haknya.
“Kami akan mengambil langkah hukum bila tak juga dibayar, termasuk melibatkan semua pihak yang terkait,” tegasnya.
Ia menilai tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan PT Lingkar Persada, karena proyek sudah selesai, diserahterimakan, dan bahkan hasilnya telah digunakan.
“Lingkar Persada sudah dibayar penuh oleh pemberi kerja, sementara kami belum menerima pelunasan. Kami sangat dirugikan,” jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya: Wali Kota Soroti Rumput dan Fasilitas Rusak
Sebelumnya, saat diwawancara Agustus lalu, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyoroti empat persoalan utama pascarenovasi Stadion Segiri: rumput lapangan, videotron, lampu, dan ketersediaan air bersih. Ia menilai kondisi rumput yang baru diganti namun cepat rusak patut dipertanyakan, mengingat proyek renovasi menelan anggaran Rp81 miliar yang bersumber dari APBN.
“Walaupun bukan dari APBD, stadion ini tetap menjadi aset dan kebanggaan kita bersama. Karena itu, empat keluhan ini harus segera kita carikan solusi,” tegas Andi Harun. (*)
Penulis: Redaksi Akurasi.id
