SMP 24 Samarinda berharap relokasi segera terlaksana. Karena kondisi sekolah yang kerap kebanjiran setiap hujan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kondisi SMP 24 Samarinda sangat memperihatinkan. Sekolah ini sering menjadi langganan banjir apabila hujan. Sehingga, kondisi ini kerap mengganggu proses belajar dan mengajar siswa. Terbaru, sekolah ini kembali terendam banjir, pada Jumat (5/9/2025).
Kepala SMP 24 Samarinda, Bambang Muliyadi, mengatakan banjir sudah menjadi langganan sekolah setiap tahun. Puncak banjir terparah terjadi pada 2021 dengan ketinggian air hampir dua meter.
“Padahal baru hari Senin kemarin kami terendam banjir, dan baru dibersihkan. Terus hujan deras, banjir lagi,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025).
Bukan tanpa usaha, pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani persoalan tersebut. Laporan juga sudah disampaikan mulai dari tingkat kelurahan Bukit Pinang hingga ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
“Setiap tahun kami melaporkan kondisi ini ke pemkot, tetapi baru pada 2026 rencananya baru relokasi,” ungkapnya.
Ia menyebut, Pemkot Samarinda sudah merencanakan relokasi SMP 24 bersama SD 013 ke lahan milik pemkot di dekat Masjid At-Taufik. Relokasi itu ditargetkan pada 2026 dengan anggaran yang telah dimasukkan dalam rencana pembangunan.
“Sempat ada wacana sekolah ditinggikan, tapi dikhawatirkan berdampak ke warga sekitar. Jadi diputuskan relokasi sebagai solusi terbaik,” kata Bambang.
Sambil menunggu relokasi, pihak sekolah melakukan berbagai langkah darurat untuk meminimalisasi dampak banjir, seperti menutup pintu air agar air tidak cepat masuk ke kelas. Namun, cara ini hanya solusi sementara.
“Seperti kejadian kemarin, hujan tidak sampai satu jam, tapi banjir langsung hampir satu meter. Bahkan akses ke sekolah juga macet karena banjir meluas hingga lampu merah,” jelasnya.
Bambang berharap, rencana relokasi bisa segera terealisasi, karena hal itu sangat berdampak pada citra sekolah.
“Kami sangat menunggu langkah nyata pemerintah agar anak-anak bisa belajar tanpa dihantui banjir setiap tahun,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari