Pelajar dan anak usia muda mendominasi kasus kecelakaan lalu lintas di Kota Bontang. Dari 43 kasus, Polres Bontang mencatat 15 diantaranya meninggal dunia. Dan kebanyakan korban adalah anak dibawah umur
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Sepanjang tahun 2023 tercatat ada sebanyak 43 kasus kecelakaan lalu lintas, 15 diantaranya meninggal dunia. Dari sekian banyak kejadian, korban kecelakaan kebanyakan anak dibawah umur atau usia sekolah. Angkanya mencapai 33 persen.
Kasatlantas Polres Bontang AKP Muhammad Dahlah Djauhari mengatakan, hingga saat ini rawan kecelakaan masih didominasi oleh pelajar dan anak usia muda, sepeti tahun-tahun sebelumnya. Dan kebanyakan merupakan pengguna roda dua atau motor.
“Kebanyakan memang anak-anak, dan ini tidak hanya terjadi di Bontang saja, di Kalimantan Timur bahkan di Indonesia juga,” ungkapnya saat agenda press realease akhir tahun 2023 Polres Bontang, Minggu (31/12/2023).
Permasalahan inipun menjadi perhatian yang sangat serius khususnya untuk Polres Bontang. Sebab, dibutuhkan kerjasama dari berbagai macam pihak untuk turut mengantisapi terjadinya hal serupa.
“Usaha yang bisa kami lakukan yakni penertiban, jika ada yang kedapatan tidak sesuai aturan. Selain itu peringatan seperti baleho pentingnya berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya,” ucapnya.
Akan tetapi tentunya hal tersebut tidak akan cukup jika tidak dibarengi dengan pemantauan pihak lain, seperti dari keluarga dan pihak sekolah untuk mengawasi.
Pada momen yang sama Kapolres Bontang, AKBP Alex Frestian Lumban Tobing mengatakan, penertiban dan pengawasan pengguna kendaraan bermotor dikalangan anak dibawah umur, tidak bisa difokuskan pada peran dan tanggung jawab Polri saja. Sebab, jangakauan Polri tidak cukup dalam untuk menyentuh pemahaman anak-anak tentang bahaya dan tata cara berkendara dijalan raya.
“Dari pihak kita paling tidak slogan-slogan, spanduk himbauan, dan aturan atau tata tertib berkendara di jalan raya, akan tetapi, nyampe atau tidaknya pesan-pesan ini kepada anak-anak kita, merupakan peran orang-orang yang ada disekitar mereka. Keluarga utamanya, ataupun pihak guru disekolah juga masyarakat dan tokoh-tokoh dilingkungan anak,” ungkap pria yang akrab disapa Alex Tobing itu.
Dengan pemberian doktrin secara berkelanjutan, ia yakin hal itu akan menjadi kebutuhan mendasar anak untuk berhati-hati dan tertib dalam berlalu lintas. (*)
Penulis: Nuraini
Editor: Fajri Sunaryo