Longsor Hantam Desa Telemow, Warga di Sekitar IKN Hidup di Lereng Rawan Bahaya

Di tengah gencarnya pembangunan IKN, warga Desa Telemow justru hidup dalam bayang-bayang bencana. Hujan deras dua hari terakhir memicu longsor di dua titik, mengancam 17 rumah di kawasan yang sejak lama disebut rawan namun belum tersentuh mitigasi serius.
Fajri
By
2.3k Views

Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) selama dua hari terakhir memicu bencana longsor di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, kawasan yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sedikitnya dua titik longsor ditemukan di wilayah tersebut, dengan potensi dampak terhadap 17 rumah warga yang dihuni oleh 17 kepala keluarga (KK) atau sekitar 56 jiwa. Meski tidak ada korban jiwa, kondisi permukiman warga disebut cukup memprihatinkan.

“Hujannya dua hari, sebelumnya hanya di Sepaku. Tapi malam tadi rata semua hujan deras,” ujar Kepala Desa Telemow, Munib, saat dikonfirmasi, Jumat (24/10/2025).

Menurut Munib, longsoran tanah telah mengenai bagian bawah rumah warga yang sebagian besar berbentuk panggung. Ia menyebut kawasan tersebut sejak lama dihuni oleh warga yang merupakan karyawan perusahaan di sekitar wilayah itu.

“Rumah-rumah itu sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum saya lahir. Banyak yang dulu karyawan PT ITCI bermukim di situ. Satu bangun, yang lain ikut membangun,” terangnya.

Ia menambahkan, kondisi tata ruang di kawasan tersebut belum tertata baik. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) belum dibangun, sementara vegetasi penahan tanah di sekitar lereng sudah banyak berkurang.

“Pohon-pohon di sekitar situ sudah banyak ditebang, tinggal sedikit sekali yang tersisa,” ujarnya.

Munib mengungkapkan, Desa Telemow memang kerap dilanda longsor setiap musim hujan. Peristiwa paling besar terjadi pada tahun 2018, sedangkan longsor tahun ini tergolong lebih kecil, namun tetap berulang.

“Kalau setiap tahun hampir pasti ada, tapi yang paling besar itu tahun 2018,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan survei dan menetapkan sebagian wilayah Telemow, khususnya di RT 8, sebagai zona merah rawan longsor.

“Daerah yang longsor itu memang sudah masuk zona merah, jadi risikonya tinggi,” kata Munib.

Ia juga menyebut Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) telah meninjau langsung lokasi kejadian. Pihak OIKN menilai permukiman tersebut berpotensi mengalami longsor susulan, sehingga perlu segera dilakukan langkah penanganan.

“Pemerintah desa sudah menyusun laporan untuk diajukan ke bupati. Kami harap ada tindak lanjut cepat, seperti pembangunan siring atau normalisasi parit, karena kondisi ini sudah sangat mendesak,” jelasnya. (*)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }