RS Korpri Kaltim Habiskan Dana Rp43 Miliar, Dikebut Hingga Akhir 2021, Isran: Tinggal 3 Bulan Loh!

kaltim_akurasi
103 Views
RS Korpri Kaltim Habiskan Dana Rp43 Miliar, Dikebut Hingga Akhir 2021, Isran: Tinggal 3 Bulan Loh!
Gubernur Kaltim Isran Noor saat groundbreaking atau peletakan batu pertama RS Korpri. (Devi Nila Sari/Akurasi.id)

RS Korpri Kaltim Habiskan Dana Rp43 Miliar, Dikebut Hingga Akhir 2021, Isran: Tinggal 3 Bulan Loh! Kendati demikian, pihak DPUPR Pera Kaltim menjanjikan, bahwa proyek rumah sakit 3 lantai itu dapat diselesaikan sebelum akhir tahun ini.

Kaltim.Akurasi.id, Samarinda – Gubernur Kaltim Isran Noor melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama dalam pembangunan RS Korpri di Jalan Wahid Hasyim 1, pada Senin (27/9/2021). Pembangunan rumah sakit ini merupakan tindak lanjut kebutuhan masyarakat akan pelayanan rumah sakit di Tanah Benua Etam, sebutan Kaltim.

“Kondisi bangsa akhir-akhir ini membuat kita harus dapat menyesuaikan, terutama dalam hal menyiapkan fasilitas terkait kesehatan,” kata Isran Noor dalam sambutannya.

Meski saat ini Kaltim masih berhadapan dengan pandemi dan mengalami penurunan nilai pendapatan asli daerah (PAD), pria yang pernah menjabat Bupati Kutim 2 periode itu menuturkan, perjuangan pasti mengalami hambatan. Tetapi, hambatan tersebut tidak boleh menjadi alasan berhenti menyiapkan fasilitas bagi kepentingan masyarakat. Pembangunan RS Korpri Kaltim bisa dikatakan sebagai pembangunan yang cukup representatif.

“RS Korpri ini mungkin rumah sakit yang cukup representatif kalau selesai,” ucapnya.

Selain itu, untuk antisipasi terhadap banjir RS Korpri Kaltim juga dibangun dengan bentuk panggung. Yang mana akan membentuk kolam di bagian bawah bangunan yang berfungsi menjadi kawasan resapan air. “RS Korpri saya pelajari belum ada yang dibangun seperti ini, jadi kita punya RS yang bagus,” ujarnya.

Untuk itu, orang nomor satu di Pemprov Kaltim itu berharap, bangunan 3 lantai tersebut dapat diselesaikan sesuai kontrak yang telah ditentukan. Agar tidak menyebabkan masalah di kemudian hari. Mengingat, pembangunan RS Korpri Kaltim ditenggat selesai pada Desember 2021.

[irp]

“Tinggal 3 bulan loh, 2,5 bulan sudah efektif. Dijamin dengan crash program bisa selesai kurang dari 2,5 bulan, harus selesai supaya enggak ada perpanjangan kesempatan untuk menyelesaikan proyek,” tegasnya.

Untuk diketahui, RS Korpri merupakan rumah sakit tipe D dibangun pada Agustus 2021 dengan anggaran yang berasal dari APBD Kaltim 2021. Dalam pelaksanaannya, proyek ini dikerjakan oleh Kontraktor Telaga Pasir Kuta dengan nilai kontrak Rp43 miliar. Konsultan Supervisi PT Geomap International Consultant dengan nilai kontrak sebesar Rp805 juta dengan waktu pelaksanaan 128 hari.

Dibangun di atas lahan seluas 3.900 meter persegi, RS Korpri Kaltim dibangun dengan konsep healthy building atau bangunan sehat dengan grass block atau paving blok rumput. Area parkirnya dapat menampung 22 mobil dan 48 motor.

Bangunannya sendiri memiliki kapasitas 80 tempat tidur, terdiri dari lantai pertama yang merupakan IGD, kamar operasi, rawat jalan, faemasi, laboratorium, radiologi, laundry. Kemudian, lantai kedua khusus ruang rawat inap yang terdiri dari ruang rawat inap tipe A sebanyak 8 kamar yang diisi 48 tempat tidur dengan kapasitas 6 tempat tidur per kamarnya.

[irp]

Ruang rawat inap tipe B berjumlah 6 kamar yang berisi 28 tempat tidur dengan kapasitas 4 tempat tidur per kamarnya. Sedangkan lantai 3 khusus kantor dan ICU dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra meyakinkan, dengan sistem kerja yang dimiliki saat ini pihaknya optimis pembangunan RS Korpri akan selesai tepat waktu.

Di sisi lain, sebagai antisipasi banjir ia juga menjelaskan, bahwa pembangunan rumah sakit tersebut menganut kearifan lokal yang dibuat dengan model panggung dengan fungsi di bawahnya sebagai tempat resapan air. Dengan daya tampung 1.700 kubik, pihaknya pun menyakini tempat tampungan air hanya akan penuh apabila diguyur hujan deras selama 17 jam.

“Semua air yang jatuh ke sini mulai dari atap larinya ke sumur resapan, ada 20 buah,  dipasang di sekeliling bangunan. Kalaupun overload akan dibuang ke kolong. Sehingga diyakini tidak akan ada air keluar yang menyebabkan banjir,” jelasnya.

[irp]

Begitupun dengan pengelolaan limbah medis, ia menjelaskan, pihaknya telah memperhitungkan pengelolaan limbah cair non medis dan limbah cair medis agar keluar sebagai air bersih dan tidak mencemari lingkungan.

“Jadi bukan air kotor limbah yang dikeluarkan dan akan dibuang ke kolong ini juga. Airnya tidak akan mencemari lingkungan, tapi masuk ke tanah,” pungkasnya. (*)

Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }