Akhmed Reza Angkat Suara Terkait Maraknya Kasus Perundungan Dikalangan Pelajar

Suci Surya
4 Views
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, saat diwawancarai awak media. (Nuraini/Akurasi.id)

Maraknya kasus perundungan yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia, turut mendapatkan perhatian Komisi IV DPRD Kaltim. Reza Fachlevi menyebut, maraknya kasus perundungan ini harus diwaspadai seorang orang tua.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kasus perundungan dikalangan pelajar, belakangan sedang ramai jadi perbicangan. Utamanya di jagat media sosial acap berseliwuran berbagai video terkait kekerasan terhadap anak. Di mana, para pelakunya merupakan sesama pelajar.

Dalam beberapa studi kasus, tindakan perundungan ini, tidak hanya berbentuk verbal. Melainkan sudah banyak mengarah ke tindakan fisik. Akibatnya, banyak korban mengalami luka serius hingga terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Beberapa di antaranya ada yang sampai meninggal.

Juni 2023 lalu misalnya, seorang siswa SD di Kota Medan, meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari 5 orang tetangganya. Menyedihkannya, para pelaku yang masih duduk di bangku kelas empat dan lima SD itu, merupakan kakak kelas korban.

Di lain tempat, tepatnya di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), seorang pelajar SMP tega menganiaya adik kelasnya berinisal FF (14). Akibat tindakan perundungan itu, korban terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami patah tulang.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini, salah satunya dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Mendapati, jika kasus perundungan mayoritas terjadi di SD dan SMP. Dengan presentase masing-masing mencapai 25 persen. Lalu pada tingkatan SMA dan SMK sebanyak 18,75 persen, serta MTs dan pondok pesantren 6,25 persen.

Perihal itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi turut angkat bicara. Ia mengatakan, profil pelajar Pancasila baru saja digalakkan. Hasilnya tidak instan, diperlukan waktu dan kerja sama dari orang tua untuk mengatasi permasalahan kekerasan  dikalangan pelajar.

“Bully dan kasus kekerasan banyak terjadi akibat pelajaran Pancasila sempat kosong. Serta masih kurang perdulinya orang tua dengan pendidikan anaknya,” ungkap dia saat diwawancarai Akurasi.id, Senin (23/10/2023).

Reza Fachlevi: Perlu Kerja Sama Semua Pihak!

Selain itu, ia menekankan, wali murid perlu memberi kepercayaan kepada sekolah dalam mendidik dan mendisiplinkan anak mereka. Sebab, banyak dari orang tua yang keberatan bila adanya ditegur atau mendapatkan sanksi. Bahkan, ada yang sampai melaporkan guru ke pihak kepolisian.

“Terkadang ada guru yang tidak berani menegur atau mendisiplinkan siswa, akibat khawatir berhubungan dengan hukum,” imbuhnya.

Ia berharap para orang tua siswa memberi kepercayaan penuh kepada guru. Jika anak sudah berada di rumah, orang tua secara aktif turut mengambil peran mendidik anak-anak mereka.

“Saling berkerjasama dan memahami antara guru dan orang tua itu perlu, agar anak bisa diarahkan secara maksimal,” imbaunya. (adv/dprdkaltim/nur)

Penulis: Nuraini
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *