Pemprov Kaltim terus menormalisasi anak sungai Mahakam, termasuk Sungai Karang Mumus, untuk mengurangi risiko banjir di Samarinda
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Untuk mengatasi masalah banjir di Samarinda, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus melakukan normalisasi Sungai Karang Mumus sepanjang 2025 ini.
Normalisasi dilakukan melalui berbagai langkah, mulai dari pengerukan sedimen untuk mengembalikan kedalaman sungai, pelebaran alur sungai agar kapasitas tampung air meningkat, hingga pembangunan tembok penahan tebing untuk mencegah longsor dan penyempitan sungai.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR PERA) Kaltim, Runandar, mengatakan meski sudah dilakukan normalisasi, masih terdapat beberapa titik yang belum sesuai dengan desain yang dibuat oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) IV.
“Tidak semuanya, tetapi masih ada beberapa titik yang terkendala karena masih terdapat masalah sosial yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota,” terangnya di Samarinda, belum lama ini.
Baca Juga
Runandar menyebutkan, pihaknya berkolaborasi dengan BWS IV untuk menghasilkan desain yang menjadi acuan dalam kegiatan normalisasi.
Selain Sungai Karang Mumus, normalisasi juga dilakukan di Sungai Karang Asam Kecil, Sungai Karang Asam Besar, Sungai Loa Janan, serta sejumlah anak sungai lainnya yang menghambat aliran air atau berpotensi menyebabkan banjir.
DPUPR PERA Kaltim juga berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk menentukan titik-titik prioritas yang memerlukan normalisasi.
Baca Juga
Ia menambahkan, di beberapa daerah, kegiatan normalisasi bahkan harus diulang karena sedimentasi kembali meningkat hanya dalam waktu 2 hingga 3 tahun setelah pengerukan dilakukan.
“Kenaikan sedimen ini disebabkan oleh kiriman banjir atau material dari hulu yang terbawa ke sungai tersebut, sehingga aliran air kembali terhambat,” jelasnya.
Selain pengerukan, pihaknya juga membangun tebing di daerah Rapak Dalam sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir.
Runandar memastikan bahwa manfaat normalisasi sudah dapat dirasakan masyarakat. Terbukti, jika sebelumnya genangan air akibat hujan bisa bertahan berhari-hari, kini genangan air jauh lebih cepat surut.
“Jadi, itulah manfaat dari kegiatan normalisasi yang telah dilakukan di sungai-sungai dan anak-anak sungai di Kota Samarinda,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id