
Komisi IV DPRD Samarinda mengimbau agar masyarakat melakukan langkah antisipasi DBD. Antisipasi DBD ini dapat terlaksana dengan menerapkan 3M Plus. Imbauan untuk antisipasi DBD ini tidak lain merespon peningkatan kasus yang saat ini tengah terjadi.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Samarinda kini tengah mengkhawatirkan. Hal ini karena adanya peningkatan kasus DBD pada saat ini. Terlebih, memasuki musim hujan. Banyak genangan air yang dapat meningkatkan populasi nyamuk Aedes Aegypti. Tercatat kasus DBD tertinggi di Kaltim, dengan kasus mencapai 1.299 kasus serta 9 kasus kematian.
Kasus DBD ini pun mendapat perhatian dari Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti. Dia mengimbau masyarakat untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat. Sekalipun sosialisasi sudah tepat, namun tidak akan efektif tanpa peran serta dari masyarakat. “Sudah saatnya masyarakat juga menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi saat ini sudah memasuki musim pancaroba,” ujarnya.
Untuk menekan angka DBD Kota Samarinda, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Samarinda juga sudah rutin melakukan imbauan. Termasuk penyuluhan 3M Plus yaitu menutup, menguras, menyingkirkan atau mendaur ulang serta plus seperti, menaburkan bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lainya.
“Sebagai contoh, di lingkungan saya sendiri, banyak tempat yang menjadi potensi sebagai wadah jentik nyamuk. Walau rumah bagus tapi belum tentu itu benar benar bebas jentik nyamuk,” ungkap Puji.
Pentingnya Menjaga Lingkungan
Masyarakat belum menyadari sepenuhnya pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Termasuk menjaga kebersihan kamar mandi, dan penampungan air bersih yang kurang di perhatikan kondisi airnya. Kebiasaan masyarakat ini lah yang menghambat penekanan kasus DBD.
“Imbauan ada, tapi jika kebiasaan masyarakat tidak berubah ya susah. Saya lihat programnya mereka sudah jelas ya, dari kementerian juga sudah jelas untuk menghimbau,” kata Puji.
Selanjutnya, Puji menyampaikan bahwa ada program yang namanya Jumantik (juru pemantau jentik) yang sudah rutin melakukan sosialisasi melalui puskesmas dan posyandu. Termasuk pemberian bubuk abate, meski menurutnya cara itu juga kurang efektif.
“Bubuk abate lima bungkus seharga Rp20 ribu, dan dibagikan ke seluruh masyarakat Samarinda, perlu dana berapa lagi,” ucapnya
Untuk itu Puji mengharapkan agar masyarakat peduli dengan kebersihan lingkungan. Apalagi dengan adanya kasus DBD, masyarakat jangan mengabaikan gejala dan pencegahannya.
“Butuh penanganan yang cepat. Perhatikan tempat yang potensi sebagai wadah jentik, masyarakat harus bekerjasama menekan angka kasus DBD,” demikian Politikus Partai Demokrat ini. (adv/dprdsamarinda/gzy)
Penulis: Pewarta
Editor: Muhammad Raka