
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Masalah juru parkir (jukir) liar masih dapat ditemui di beberapa sisi Kota Tepian. Meskipun pemerintah kota sudah menyediakan tempat parkir resmi, namun masalah ini belum dapat terselesaikan.
Seperti di Teras Samarinda yang terletak di Jalan Gajah Mada, Samarinda. Untuk memfasilitasi pengunjung area tersebut, pemkot telah menyediakan lahan di eks SPBU yang tak jauh dari sana.
Ironisnya, masyarakat justru lebih memilih untuk menaruh kendaraan mereka di seberang bangunan tersebut. Di mana tempat itu bukan merupakan tempat parkir resmi. Tidak hanya di sini, namun masih banyak wilayah lain yang masih berkutat dengan permasalahan jukir liar. Terutama di area pertokoan.
Untuk mengatasi hal ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda menerapkan sistem parkir berlangganan untuk pengelolaan parkir yang lebih tertib dan transparan. Sistem ini memungkinkan pengendara berlangganan dengan tarif tahunan untuk menghindari pembayaran.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Markaca, menilai jika program ini merupakan langkah awal menuju penerapan sistem parkir berlangganan yang lebih tertata, transparan, dan menguntungkan semua pihak.
Baca Juga
“Menurut saya bagus, semua jadi tertata. Dengan parkir berlangganan itu, pendapatan asli daerah juga jelas. Kita sebagai masyarakat juga enak, mau parkir enggak bingung lagi, karena sudah langganan. Ini inovasi yang baik,” ujar Markaca.
Ia menyebut, sistem parkir di Samarinda selama ini masih semrawut dan rentan kebocoran pendapatan. Karena itu, penerapan sistem digital dan berlangganan menjadi solusi strategis untuk memperbaiki tata kelola perparkiran.
Markaca berharap, program parkir berlangganan dapat segera diperluas agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Selain memberikan kepastian bagi pengguna kendaraan, sistem ini juga menutup celah pungutan liar yang selama ini marak terjadi di lapangan.
“Kalau sudah parkir berlangganan, uang yang masuk ke daerah jelas, masyarakat juga jelas. Nanti orang-orang yang suka ngutip-ngutip di enggak bisa lagi,” tutupnya. (Adv/dprdsamarinda/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari