Dinkes Kaltim minta masyarakat waspada penyakit cacingan, terutama pada anak-anak. Lantaran anak-anak merupakan kelompok rentan terinfeksi hewan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Meski kerap disepelekan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim) meminta agar masyarakat tetap waspada dengan penyakit cacingan. Isu ini kembali mencuat setelah kasus Raya, seorang balita di Jawa Barat yang viral diduga meninggal karena terinfeksi hewan tersebut.
Kendati demikian, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim Ivan Hariyadi meminta agar masyarakat tidak khawatir. Pasalnya, saat ini kasus cacingan sudah jarang ditemukan dibandingkan dulu.
“Pada masa lalu, tidak sedikit masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan mengeluarkan cacing saat buang air besar atau muntah, saking banyaknya cacing dalam tubuh,” ujarnya di Samarinda, Selasa (2/9/2025).
Ia menyebut, jika penurunan kasus ini merupakan dampak baik dari pembangunan infrastruktur yang semakin berkembang. Seperti jalan dan ketersediaan air yang sudah cukup memadai.
Dengan begitu, hal ini meminimalisir kontak langsung anak-anak dengan tempat cacing berkembang biak. Diantaranya, tanah, pasir, lumpur, dan tanaman air.
Meski begitu, hal ini tak lantas membuat lengah. Ia meminta, agar masyarakat tetap waspada terutama dalam menjaga anak-anaknya. Lantaran mereka merupakan kelompok rentan terinfeksi hewan tersebut.
“Cacing dalam tubuh manusia dapat menghisap sari-sari makanan sehingga mengganggu penyerapan nutrisi. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan, karena tubuh mereka masih dalam masa pertumbuhan dan sistem kekebalan belum sempurna,” sambung Ivan.
Dikatakannya jika nutrisi terus diserap cacing, maka pertumbuhan anak bisa terganggu yang menyebabkan tubuhnya menjadi kecil, bahkan dapat berakibat fatal.
“Orang dewasa juga bisa terinfeksi cacing, meskipun risikonya lebih besar pada anak-anak. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan mengonsumsi obat cacing setiap enam bulan sekali sangat dianjurkan,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari