Dinkes PPU aktif melaksanakan tindakan pencegahan malaria di wilayahnya. Salah satu langkah yang dilakukan dengan identifikasi lingkungan. Termasuk identifikasi jentik dan tempat perindukan nyamuk.
Kaltim.akurasi.id, Penajam – Masalah malaria yang masih menjadi perhatian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Berbagai upaya dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengatasi masalah tersebut.
Kepala Dinkes PPU melalui Entomolog Kesehatan Dinkes PPU Harjito Pocco Waluyo menyoroti pentingnya tindakan pencegahan di lokasi-lokasi yang dianggap indigenus malaria. Diketahui, indigenus merupakan mikroba pribumi atau alami yang diisolasi dari limbah yang jenisnya sama dengan jenis limbah yang akan dilakukan pengolahan. Yaitu limbah uranium cair aktivitas rendah.
Pria yang akrab disapa Pocco itu menjelaskan, ciri-ciri kondisi indigenus malaria itu tidak hanya memengaruhi orang dewasa, tetapi juga anak-anak bahkan ibu hamil. Juga terdapat kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk pembawa malaria tersebut.
“Jika memang di situ terdapat perindukannya, jentiknya masih ada, nyamuknya ada itu yang disebut indigenus” ujarnya kepada wartawan Akurasi.id, belum lama ini.
Hal ini menunjukkan wilayah-wilayah tersebut masih menjadi fokus penyebaran malaria, yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Terutama anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap penyakit tersebut.
“Sebab, penyakit malaria itu tidak mengenal usia, baik itu anak-anak maupun orang dewasa,” jelasnya.
Untuk menangani masalah ini, Dinkes PPU mengambil langkah-langkah pencegahan secara preventif. Salah satu langkah yang dilakukan melakukan identifikasi lingkungan, termasuk identifikasi jentik dan tempat perindukan nyamuk.
Dengan mengidentifikasi tempat-tempat tersebut, Dinkes PPU dapat mengetahui lokasi-lokasi potensial yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dalam upaya pencegahan malaria.
“Selain itu, kita juga melakukan tindakan preventif berupa penggunaan residual spray dan pemberian kelambu berinsektisida,” terangnya.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa malaria serta mencegah gigitan nyamuk pada masyarakat. Sehingga dapat mengurangi risiko terkena penyakit malaria.
“Pencegahan merupakan langkah yang lebih efektif daripada pengobatan,” tutupnya. (adv/diskominfoppu/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi