UPTD Museum Mulawarman menggelar Seminar Permuseuman dengan mengusung tema “Revitalisasi Museum Mulawarman Kalimantan Timur.” Kadisdikbud Kaltim bilang, dalam upaya melestarikan sejarah dan budaya lokal, dialog semacam ini dianggap penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masa lalu.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Revitalisasi museum menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan yang disediakan oleh museum kepada masyarakat. Fokus revitalisasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa fungsi utama museum, sebagai tempat edukasi dan budaya, dapat dijalankan secara lebih efektif.
Dalam pelaksanaannya, revitalisasi ini merujuk pada tiga pilar kebijakan permuseuman yang terfokus pada pencerdasan bangsa, penguatan identitas nasional, serta ketahanan nasional dan wawasan nusantara.
Untuk itu, UPTD Museum Mulawarman menggelar Seminar Permuseuman dengan mengusung tema “Revitalisasi Museum Mulawarman Kalimantan Timur” pada 24 November bertempat di Hotel Elty Singgasana Tenggarong.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan mengatakan, dengan adanya diskusi semacam ini Museum Mulawarman dapat menggambarkan nuansa masa lalu ruangan dan koleksi yang digunakan oleh Sultan Aji Parikesit beserta keluarganya saat tinggal di Istana.
Kurniawan menjelaskan, dalam upaya melestarikan sejarah dan budaya lokal, dialog semacam ini dianggap penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masa lalu, nuansa, serta artefak yang melambangkan kehidupan di masa lalu, khususnya seputar Instana Kutai Kartanegara.
“Semoga hasil diskusi dan sharing dari acara ini tidak hanya memberikan gambaran masa lalu yang lebih komprehensif, tetapi juga membantu melestarikan warisan sejarah yang berharga bagi Kutai Kartanegara dan masyarakat yang menghargainya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara dan Kepala UPTD Museum Mulawarman, Drs. Zularfi, melaporkan bahwa narasumber yang diundang berasal dari Pengurus Komite Nasional ICOM Indonesia (PNII), Dedah Rufaedah Sri Handari, S.S., M.M, serta Direktorat Kementerian Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Alwan Hadi, S.S., M.Hum.
“Mereka membawa kontribusi penting dalam memperkaya diskusi mengenai peran museum dalam mengabadikan sejarah dan kebudayaan Kutai Kartanegara,” tuturnya.
Ia berharap, seminar ini bukan hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga mendorong semangat kolektif untuk menjaga dan menghargai warisan budaya yang dimiliki.
“Serta memperkuat identitas bangsa, serta mempromosikan kekayaan warisan Kutai Kartanegara melalui Museum Mulawarman,” pungkasnya. (adv/disdikbudkaltim/zul).
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id