Saat ini, banyak anak terpengaruh oleh pergaulan bebas karena kurangnya pengawasan dari orangtua di rumah. Dan juga pengaruh media sosial. Untuk antisipasi kekerasan seksual pada anak, perlu disertai dengan penindakan yang tegas terhadap pelaku.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Keterlibatan aktif masyarakat, aparat dan orangtua sangat diperlukan untuk mangatasi kekerasan seksual di lingkungan sekitar. Pasalnya, Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Disdikbud Kaltim, Siti Aminah, menilai kekerasan seksual tidak hanya terjadi di sekolah, melainkan lebih sering terjadi di luar sekolahan.
“Kolaborasi dan keterlibatan semua pihak sangat diperlukan untuk antisipasi kekerasan seksual pada anak, namun saya melihat masih ada ketidakpedulian dan keengganan untuk terlibat secara aktif dari masyarakat,” ungkap wanita yang karib disapa Siti, belum lama ini.
Dalam konteks penanganan kekerasan seksual, Siti memaparkan pencegahan perlu disertai dengan penindakan yang tegas terhadap pelaku. Meskipun demikian, ia menekankan perlunya pendampingan bagi mereka yang masih dalam rentang usia sekolah dari berbagai segi. Dalam hal ini, peran keluarga memiliki dampak signifikan. Orangtua perlu memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak.
Saat ini, Siti menyadari bahwa banyak anak terpengaruh oleh pergaulan bebas karena kurangnya pengawasan dari orangtua di rumah. Pengaruh media sosial juga menjadi salah satu faktor yang cukup dominan.
“Media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap anak-anak,” tambahnya.
Karena itu, Siti menggarisbawahi peran krusial orangtua dalam mengawasi anak-anak, terutama dalam menggunakan media sosial.
“Orangtua harus memantau aktivitas anak, terutama saat berinteraksi di media sosial, karena di sana, informasi dapat diakses dengan cepat namun juga rentan terhadap konten yang tidak sesuai,” tutupnya. (adv/disdikbudkaltim/zul).
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Reddaksi Akurasi.id