DPMPTSP Bontang memilih media promosi di bandara karena dianggap strategis dan memiliki daya jangkau tinggi.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang terus menunjukkan keseriusannya dalam menggaet para investor melalui berbagai strategi promosi.
Salah satu langkah berani yang dilakukan dengan memanfaatkan media digital luar ruang, yakni videotron di bandara. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk promosi ini mendekati angka fantastis, yakni hampir Rp3 miliar.
Analis Kebijakan Ahli Madya Bidang Penanaman Modal DPMPTSP Bontang Karel menjelaskan bahwa promosi melalui videotron dilaksanakan di dua bandara besar di Kalimantan Timur, yakni Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Promosi tersebut telah berjalan sejak awal 2025 lalu.
“Tahun ini cukup besar anggarannya. Untuk videotron di Bandara Samarinda ada dua titik, masing-masing senilai Rp900 juta dan Rp1,2 miliar. Sementara di Bandara Balikpapan anggarannya sekitar Rp1,6 miliar. Totalnya hampir Rp3 miliar hanya untuk promosi melalui videotron,” jelas Karel saat ditemui belum lama ini.
Karel menambahkan bahwa seluruh anggaran promosi tersebut bersumber dari APBD murni 2025. Kontrak penayangan promosi sendiri hanya berlangsung hingga Mei 2025, sesuai dengan alokasi anggaran yang tersedia.
“Kontraknya memang sampai Mei. Setelah itu, kelanjutan promosi akan sangat tergantung pada ketersediaan anggaran selanjutnya. Karena sifatnya tentatif, kalau anggaran tersedia, kita lanjutkan sewa; kalau tidak, maka kita hentikan sementara,” terangnya.
Menurut Karel, media promosi di bandara dipilih karena dianggap strategis dan memiliki daya jangkau tinggi. Bandara merupakan pintu masuk utama bagi para pelaku usaha dan investor dari luar daerah maupun mancanegara. Dengan menayangkan video promosi tentang potensi investasi dan kondisi Kota Bontang, DPMPTSP berharap dapat menarik perhatian investor yang transit atau mendarat di bandara tersebut.
Namun demikian, Karel juga menyoroti bahwa biaya sewa videotron tidaklah murah. Penayangan di videotron dihitung berdasarkan durasi tayang dan frekuensi tampil, bahkan ada yang dihitung per detik.
“Kita harus bayar per tayang dan per detik. Karena itu, semua konten yang ditampilkan sudah dikurasi sedemikian rupa agar informatif, menarik, dan padat,” tambahnya.
Promosi yang dilakukan meliputi berbagai informasi mengenai sektor-sektor unggulan investasi di Kota Bontang, termasuk kawasan industri Bontang Lestari, sektor industri turunan, potensi kelautan dan perikanan, serta profil umum kota.
Karel menegaskan bahwa meski biaya promosi tinggi, namun ini adalah investasi jangka panjang. Harapannya, semakin banyak investor tertarik untuk menanamkan modal di Bontang, yang akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja.
“Kami optimis bahwa promosi di bandara ini akan membuahkan hasil. Ini bagian dari strategi kami dalam membangun citra Bontang sebagai kota investasi yang potensial di Indonesia Timur,” tutupnya. (adv/dpmptspbontang/cha/uci)
Penulis: Siti Rosidah More
Editor: Suci Surya Dewi