Permintaan ekspor batu bara menurun, namun Dinas ESDM Kaltim menyebut perusahaan tambang sudah siapkan strategi sejak lama, termasuk antisipasi lewat smelter dan pengurangan jam kerja.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Penurunan permintaan ekspor batu bara ke luar negeri tengah menjadi sorotan publik. Menanggapi hal ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan bahwa perusahaan-perusahaan tambang sudah memiliki strategi menghadapi kondisi semacam ini, bahkan sejak satu dekade lalu.
“Misalnya dulu bukan ke Cina, tapi ke Jepang. Ketika ada jeda atau perubahan pasar, mereka sudah siap. Saat terjadi kekosongan atau penurunan, mereka juga sudah punya langkah antisipasi. Yang paling harus disikapi adalah dampaknya terhadap tenaga kerja,” ujar Pengelola Izin Usaha Pertambangan Dinas ESDM Kaltim, Daevry Zulkani, saat ditemui di Samarinda belum lama ini.
Salah satu strategi yang kerap diambil perusahaan ketika produksi menurun adalah pengurangan jam kerja bagi karyawan. Daevry menyebut kondisi seperti ini bukan hal baru bagi pelaku usaha tambang.
Menurutnya, meskipun isu penurunan produksi baru ramai saat ini, tren serupa pernah terjadi pada 2021 dan menjadi catatan penting bagi perusahaan tambang.
“Kalau bicara soal penurunan produksi, pelaku usaha pasti ingat 2021. Selama 14 bulan mereka mengalami penurunan signifikan. Meski harga batu bara masih bagus, dampaknya tetap terasa,” jelasnya.
Hal ini, kata dia, bisa diamati langsung oleh masyarakat, salah satunya dari lalu lintas kapal pengangkut batu bara di Sungai Mahakam yang kala itu terlihat sepi.
Daevry menambahkan bahwa perusahaan tambang telah menyiapkan perencanaan jangka menengah hingga lima tahun ke depan untuk mengantisipasi fluktuasi produksi. Salah satu solusi strategis yang kini menjadi perhatian adalah pengembangan smelter.
“Sekarang fokusnya adalah smelter. Indonesia bisa memenuhi sekitar 49 persen kebutuhan smelter sendiri. Ini menjadi angin segar dalam menghadapi dampak penurunan produksi, termasuk jika ada pengurangan permintaan dari negara seperti Cina,” jelasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id