Imbau Hapus Stigma, dr. Anwar Dukung Pasien Penyakit Menular Seksual Tetap Produktif

Suci Surya
2 Views
Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Taman Husada Bontang, dr. Anwar Arsyad, Sp.KK, M.Kes. (Rae/Akurasi.id)

Stigma tak hanya memengaruhi mental pasien penyakit menular seksual, tetapi juga membuat mereka enggan melakukan tes dan perawatan dini. Akibatnya, infeksi semakin parah dan risiko penularan meningkat.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Stigma sosial terhadap penderita penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS, masih menjadi tantangan besar dalam proses penyembuhan.

Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Taman Husada Bontang, dr. Anwar Arsyad, menegaskan bahwa dukungan moral sangat dibutuhkan agar pasien tidak takut menjalani pengobatan.

“Banyak pasien enggan berobat atau melakukan tes karena takut dikucilkan. Padahal, jika mereka rutin menjalani terapi, kualitas hidup bisa tetap baik,” ujar dr. Anwar, belum lama ini.

Ia mencontohkan pasien HIV yang mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara teratur. Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan total, ARV mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian serta mencegah penularan.

“Dengan ARV, pasien bisa tetap produktif, bekerja, dan hidup layaknya orang sehat. Kuncinya ialah dengan dukungan keluarga dan lingkungan agar mereka tidak merasa sendirian,” paparnya.

Dia menyebut stigma tak hanya memengaruhi mental pasien, tetapi juga membuat mereka enggan melakukan tes dan perawatan dini. Akibatnya, infeksi semakin parah dan risiko penularan meningkat. Stigma memperburuk keadaan, terlebih saat pasien malu berobat bahkan mereka berpotensi menularkan penyakit ke orang lain.

“Hal tersebut yang harus kita cegah. Jangan sampai karena malu berobat, akhirnya menularkan ke yang lain,” jelasnya.

Untuk mengatasi stigma, ia mendorong masyarakat agar terus mendapatkan informasi yang benar tentang PMS. Edukasi publik mengenai cara penularan HIV, pentingnya pencegahan, dan perlindungan hak asasi pasien menjadi langkah penting.

“Pasien PMS bukan aib. Mereka butuh dukungan, bukan penghakiman. Bersama-sama kita bisa menciptakan lingkungan sehat dan inklusif,” tegasnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)

Penulis: Rae
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *