DPMPTSP Kaltim kembangkan beberapa sektor baru untuk jadi ladang investasi. Yakni sektor pertanian seperti tanaman kakao, kelapa sawit, hingga pisang.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim kini tengah mengembangkan sektor pertanian. Beberapa komoditas unggulan pun penanamannya sudah coba dimaksimalkan pada beberapa lokasi.
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto pun membeber sejumlah komoditas yang kini tengah dikembangkan oleh pihaknya. Salah satunya yaitu tanaman kakao yang saat ini sedang direncanakan untuk digarap di beberapa tempat.
“Saat ini kami sedang menentukan lokus dan tempat untuk penyebaran lokasi. Nantinya, wilayah terpilih bisa dimaksimalkan nilai tambahnya di wilayah masing-masing, ” terangnya ketika ditemui Akurasi.id di Kantor DPMPTSP Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, belum lama ini.
Selanjutnya dia menyebutkan ada tanaman perkebunan kelapa sawit. Untuk ini, malah sudah ada beberapa lokasi yang menjadi lokus. Diantaranya Berau, Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar), hingga Paser.
Kemudian ada komoditas lain seperti pisang. Seperti yang selama ini sering digaungkan, pengembangannya dapat ditemenin di wilayah Kutai Timur (Kutim).
Selain tiga komoditas itu, kedepannya pihaknya akan mengembangkan beberapa sektor untuk menciptakan ladang investasi yang baru. Contohnya, produksi solar glass dan solar panel dari pasir silika. Sejauh ini, DPMPTSP menjatuhkan pilihan di Kukar dan Kutim sebagai lokasi.
“Kita menginginkan untuk raw material tidak diekspor mentah namun dalam bentuk barang jadi,” tuturnya.
Karena dengan menjual barang jadi akan didapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Kemudian penyerapan tenaga kerja juga bisa didapat lebih maksimal.
Industri manufaktur juga sedang diupayakan untuk bisa segera hadir di Kaltim. Sehingga bermula dari barang mentah hingga barang jadi. Kaltim juga akan dapat rantai pasokan dari sana dan nilai jual bisa lebih tinggi.
“Ini harus jadi strategi Pemprov Kaltim. Kalau nilai tambahnya bisa dimaksimalkan, kami berharap barang itu tidak cepat langsung berpindah tanpa proses,” ujarnya lagi.
Sebab jika diekspor mentah, maka cukup sampai di situ saja. Namun jika barang mentah diproses dan menjadi barang jadi di industri manufaktur, maka selanjutnya bisa mengantarkan Kaltim pada ekspor dan menjadi devisa.
“Itu harapan kami untuk ekonomi di Kaltim seperti itu. Apalagi ditambah dengan posisi IKN di Kaltim. Otomatis kita tak dapat memungkiri kalau kita juga akan jadi pusat ekonomi. Meski tidak di IKN-nya, tapi Kaltim harus menangkap itu,” tutupnya. (adv/dpmptspkaltim/yed/uci)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Suci Surya Dewi