Kaltim tengah berupaya menggenjot swasembada pangan. Hal ini akan dilakukan melalui desa korporasi ternak dan investor.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemprov kaltim terus upaya menggenjot swasembada pangan, khususnya dalam sektor peternakan. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan dua pendekatan, yakni berbasis ekonomi kerakyatan dan investasi dari pihak luar.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim Fahmi Himawan menjelaskan, untuk pendekatan berbasis ekonomi kerakyatan, dapat dilakukan melalui Program Desa Korporasi Ternak (PDKT) yang ditargetkan berkontribusi sebesar 20 persen.
Sementara itu, 80 persen target sisanya, pemenuhan dipenuhi melalui keterlibatan investor. Saat ini, pihaknya pun tengah gencar melalui hal tersebut.
“Terkait target swasembada pangan ruminansia, sebetulnya kita sudah mencoba berbagai langkah,” ujarnya saat diwawancarai awak media di Halaman Mal Samarinda Square, Jalan M Yamin, Samarinda Ulu, Samarinda, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga
Sebagai informasi, swasembada pangan ruminansia adalah kondisi di mana Indonesia mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging dan susu dari hewan ruminansia (sapi, kerbau) secara mandiri, tanpa bergantung pada impor
Ia pun membeberkan, jika diselaraskan dengan target Indonesia Emas 2045, Kaltim membutuhkan sekitar 600 ribu ekor sapi. Sementara yang tersedia saat ini baru sekitar 70 ribu ekor. Artinya, masih banyak upaya yang harus dilakukan. Oleh karena itu, PDKT dan investasi diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut.
Di sisi lain, DPKH juga mendorong diversifikasi pengembangan peternakan domba. Menurutnya, potensi hewan tersebut cukup besar di daerah ini. Bahkan, pihaknya pun mengembangkan hilirisasi nya.
Meski begitu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti, pengaturan kebijakan, termasuk jarak antar peternakan, agar keberlanjutannya tetap terjaga.
Selain itu, untuk ayam ras, mereka menargetkan swasembada pada 2029, meskipun pihaknya berharap dapat tercapai lebih cepat. Sedangkan untuk telur, memerlukan waktu lebih lama hingga 2029.
“Saat ini, perhitungan rinci memang belum dilakukan, tetapi ke depan akan ada kajian lebih mendalam berdasarkan potensi yang ada di Kalimantan Timur,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari