Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengakui akses kesehatan belum merata, terutama untuk wilayah pedalaman, pesisir, dan perbatasan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengungkapkan sejumlah permasalahan terkait kesehatan yang masih kompleks di Benua Etam.
Dikatakannya jika pevalensi penyakit menular dan tidak menular masih belum dapat tertangani sepenuhnya. Ia menyebut, dari data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur pada 2024, menunjukkan peningkatan signifikan kasus kanker tiroid, payudara, dan serviks dalam tiga tahun terakhir.
“Kondisi ini menuntut adanya pelayanan kesehatan yang cepat, presisi, serta berbasis teknologi,” ungkapnya saat memberi sambutan di Samarinda, Jumat (5/9/2025).
Masalah pun tak berakhir sampai di situ. Ia tak menampik jika pemerataan layanan kesehatan di wilayah pedalaman, pesisir, dan perbatasan masih menjadi persoalan besar.
Di mana Kalimantan Timur dengan luas 127.000 kilometer persegi, terdiri dari 10 kabupaten/kota serta 1.038 desa/kelurahan, menghadapi tantangan serius dalam distribusi pelayanan medis.
Oleh karena itu, Politisi Partai Golkar ini pun mendorong kolaborasi lintas sektor di bidang kesehatan dan pendidikan.
Untuk pengobatan kanker sendiri, Kaltim memiliki fasilitas Kedokteran Nuklir yang menjadi rujukan lokal hingga internasional.
Kedokteran nuklir merupakan salah satu bidang dalam dunia medis yang memanfaatkan zat radioaktif dalam jumlah kecil untuk diagnosis maupun terapi berbagai penyakit, termasuk kanker
“Upaya memperkuat pelayanan kedokteran nuklir tidak hanya menjadi solusi bagi pengobatan, tetapi juga pencegahan, deteksi dini, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari