
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Rencana pemerintah pusat melakukan konversi kompor gas ke kompor listrik/induksi menuai pro dan kontra. Salah satunya datang dari para wakil rakyat di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sani Bin Husain mengatakan bahwa rencana konversi itu sangat tidak relevan. Pasalnya, masih banyak daerah di Indonesia, bahkan Samarinda yang belum stabil pasokan kelistrikannya.
“Karena tidak semua daerah memiliki listrik dan tidak semua daerah yang memiliki listrik itu stabil listriknya. Seperti Samarinda ini, meski sudah memiliki listrik tapi apakah listrik kita sudah stabil. Beberapa hari lalu kan ada beberapa daerah (di Samarinda) yang mati seharian,” tekan Sani saat dijumpai Jumat (23/9/2022).
Kondisi pasokan listrik yang belum stabil di banyak daerah di Indonesia, tentu menjadi kendala utama penerapan kebijakan konversi kompor listrik.
Bahkan Sani pun pesimis, kebijakan tersebut juga akan mengalami sejumlah masalah jika terus berlanjut penerapannya di Samarinda.
“Kalau kondisi listriknya belum stabil terus terjadi pemadaman seharian, itu bagaimana ibu-ibu bisa masaknya nanti?” tanya Sani.
Waktu Penerapan Belum Tepat
Kendati menolak, namun sejatinya Sani tetap berpandangan luas. Menurutnya peralihan kompor dari gas ke listrik itu adalah sebuah terobosan yang begitu baik. Hanya saja, kondisi dan waktunya belum memadai jika realisasinya pada tahun 2022.
“Jadi beginilah, maksud saya itu lebih baik persiapan dulu dari sisi PLN-nya (kestabilan pasokan listrik), kemudian terkait pembiayaannya,” tambahnya.
Baca Juga
Selain itu, terkait persoalan waktu pun ia nilai tak begitu tepat. Terlebih rencana pelaksanaan konversi kompor listrik itu setelah pemerintah pusat resmi menaikan harga bahan bakar minyak pada awal September kemarin.
“Masyarakat sekarang ini jelas masih terpukul dengan kenaikan harga BBM, kemudian mau ada lagi wancana kompor listrik ini. Saya mengerti itu (konversi kompor listrik) untuk menstabilkan APBN, tapi jangan untuk itu harus mengorbankan rakyat kecil,” pungkasnya. (adv/dprdsamarinda/upk)
Penulis: Upik
Editor: Muhammad Raka