KPID Kaltim ingatkan bahaya hoax saat Pilkada. Masyarakat diimbau untuk cerdas memilah informasi dan tidak mudah percaya dengan berita yang belum tentu benar.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Media online menjadi tolak ukur penyebaran informasi di Indonesia. Namun, hal itu perlu disaring agar tidak menerima informasi hoax yang menyebar. Sebab, hal itu akan merugikan bagi korban yang termakan dengan informasi palsu.
Dalam upaya menangkis informasi miring, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghimbau masyarakat Kaltim agar lebih bijaksana dalam menerima atau membagikan informasi di media sosial.
Ketua KPID Kaltim, Irwansyah, mengungkapkan saat ini media online tidak memiliki pengawasan khusus. Dalam mencegah memungkinkan infonya hoax atau berita bohong menyebabkan dengan cepat dan berdampak negatif.
“Kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat menjadikan media massa sebagai tolok ukur informasi. Dari media, masyarakat dapat mengetahui lebih jelas terkait profil calon kepala daerah termasuk visi dan misi,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, pihaknya menekankan agar masyarakat tidak mudah termakan dengan informasi yang tidak jelas kebenarannya. Kendati demikian, menurutnya media sosial (medsos) dapat menjadi alat pemecah belah, sebab tidak semua infomasi di medsos dapat dipertanggungjawabkan.
Pun demikian, Ia mengingatkan bahwa berita hoax yang tersebar di medsos sering kali disusun oleh orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu.
“Pelaku hoax jelih dalam menggiring opini untuk menjatuhkan calon tertentu dalam pemilu dan cerdik memanfaatkan informasi palsu untuk menghasut masyarakat,” imbuhnya.
Baca Juga
Irwansyah mengajak masyarakat untuk tetap kritis dan cermat dalam menyikapi pemberitaan di media sosial agar tidak terjebak dalam berita yang menyesatkan.(Adv/diskominfokaltim/dh)
Penulis: Dhion
Editor: Redaksi Akurasi.id
