Potensi investasi logam dan mineral bagi Kaltim tergolong cukup potensial. Potensi investasi logam dan mineral ini merupakan bagian dari subsektor yang ada di pertambangan. Jika mendapatkan pengelolaan yang baik, tidak menutup peluang dapat mendongkrak ekonomi.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Banyaknya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menempatkan logam dan mineral lainnya masuk dalam subsektor pertambangan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto menjelaskan detail dari sektor ini. “Permintaan untuk logam terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi. Selama abad ke-20, ragam penggunaan logam di masyarakat meningkat tajam,” ujarnya.
Saat ini perkembangan negara-negara besar seperti China dan India juga kemajuan teknologi, mendorong permintaan yang semakin banyak. Hasilnya adalah aktivitas pertambangan semakin meluas, dan semakin banyak setok logam dunia di atas tanah yang digunakan. Sementara yang di bawah tanah sebagai cadangan.
“Antara tahun 1932 dan 1999, tembaga yang digunakan Amerika Serikat (AS) meningkat dari 73 gram menjadi 238 gram per orang,” ungkapnya.
Melihat Hasil Kajian United Nations Evironmen Programme (UNEP)
Logam secara inheren dapat didaur ulang, jadi pada prinsipnya dapat digunakan berulang-ulang. Meminimalkan dampak negatif lingkungan dan menghemat energi. Misalnya 95 persen energi yang digunakan untuk membuat aluminium dari bijih bauksit diselamatkan dengan menggunakan bahan daur ulang.
Tingkat daur ulang logam umumnya rendah, pada tahun 2010, International Resource Panel yang diselenggarakan oleh United Nations Evironmen Programme (UNEP) menerbitkan laporan tentang stok logam yang ada di masyarakat dan tingkat daur ulangnya.
“Penulis laporan tersebut mengamati bahwa stok logam di masyarakat dapat berfungsi sebagai tambang raksasa di atas tanah,” urainya.
Mereka memperingatkan bahwa tingkat daur ulang beberapa logam langka yang digunakan dalam aplikasi seperti ponsel, kemasan baterai untuk mobil hibrida dan sel bahan bakar sangat rendah.
Sehingga jika tingkat daur ulang pada masa depan tidak ditingkatkan secara dramatis. Maka logam kritis ini akan menjadi tidak tersedia untuk digunakan dalam teknologi modern. (adv/dpmptspkaltim/ar/drh)
Penulis: Pewarta
Editor: Redaksi Akurasi.id