DPMPTSP Kaltim berencana membuat dokumen IPRO untuk Berau, Kutim, dan Bontang tahun depan. Harapannya, dokumen IPRO akan mendorong masuknya investor ke kawasan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Tanjung Redeb – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim terus mendorong potensi daerah agar dilirik investor. Salah satunya, dengan menyusun dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO), dalam sektor pariwisata.
Tahun depan, DPMPTSP kaltim akan kembali menyusun dokumen IPRO untuk wilayah Berau, Kutai Timur (Kutim), dan Bontang. Mengingat, sejumlah kawasan di Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim ini, miliki potensi pariwisata yang menjanjikan.
Kepala Bidang (Kabid) Layanan Perizinan dan Non Perizinan DPMPTSP Kaltim Andi Agustina menjelaskan, tiga daerah tersebut akan jadi sasaran IPRO selanjutnya. Sementara, untuk Kutai Kartanegara (Kukar) dan Samarinda masih belum.
“Kukar dan Samarinda itu belum. Sebab, sebagian sudah punya. Jadi kami dahulukan Berau, Kutim, dan Bontang,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, adapun potensi menjanjikan yang dimiliki Berau. Selain sektor perkebunan, masih banyak yang bisa dijadikan pemacu bagi investor untuk masuk ke Bumi Batiwakkal. Namun yang menjadi catatan, dari DPMPTSP Berau, wajib memiliki wacana ke depan untuk pengembangannya.
“Misal karet, tapi jika hanya satu kecamatan saja, kan merugikan juga,” ucapnya.
IPRO Diharapkan Dorong Potensi Investasi Berau
Untuk sektor pariwisatanya, keindahan kawasan pesisir Berau tidak lagi perlu diragukan. Banyak potensi yang bisa dikembangkan dan menarik wisatawan. Serta investor untuk menanam modal.
“Menurut saya, pariwisata di Berau sangat menjanjikan. Seperti Derawan, Maratua, dan Bidukbiduk. Selain itu, banyak pulau kecil yang bisa dipotensikan untuk dikembangkan. Agar investor bisa masuk,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DMPTSP Berau Nanang Bakran mengaku, belum mengetahui perihal hal itu. Tapi diyakininya, dengan adanya IPRO ada beberapa sektor yang akan didorong.
Selain batu bara dan pariwisata, ada sektor pertanian yang tak kalah menjanjikan. Menurutnya, banyak lahan ‘tidur’ yang bisa dimanfaatkan. Yang akan berakhir kepada penamnahan pendapatan asli daerah (PAD)
“Ini tentu menjadi tantangan buat Berau, dan tentunya membawa Berau semakin maju,” ujarnya.
Disinggung soal pariwisata Berau, Nanang mengatakan, memang perlu ada perbaikan dalam pariwisata Berau, seperti promosi, maupun event yang terjadwal dengan baik, agar wisatawan juga bisa lebih mengenal Berau secara luas, bukan hanya soal Maratua dan Derawan saja.
“Berau ini luas. Dari Kelay hingga ke Bidukbiduk. Semua harus dikembangkan (potensi pariwisatanya, red),” tuturnya.
Potensi Pariwisata Berau Disebut Bisa Sokong IKN
Terpisah, Ketua DPRD Berau Madri Pani mengatakan, potensi pariwisata Berau memang tidak diragukan lagi. Bahkan, bisa menjadi penyokong untuk IKN nantinya.
Namun, menurutnya, harus ada pembenahan sarana dan prasarana, perbaiki event yang ada jangan hanya monoton. Akhirnya, wisatawan yang datang akan jenuh.
“Istilahnya itu, hanya itu-itu saja. Tidak ada kreasi dan sudah bisa terbaca,” tegasnya.
Dilanjutkan Politikus NasDem ini, Berau bisa dibilang surganya pariwisata di Kaltim, jika dikelola dengan baik dan benar. Termasuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) nya. Sehingga, Berau bisa menjadi tujuan wisata di Indonesia.
“Apalagi Berau ini masuk kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), bukan tidak mungkin bisa mendapat alokasi dana dari pusat. Itu yang dimanfaatkan,” tutupnya.
Sebagai informasi, IPRO merupakan dokumen proposal proyek investasi yang siap untuk ditawarkan. Berisi lokasi potensial, potensi sumber bahan baku, peluang pasar, kesiapan wilayah (tenaga kerja, aksesibilitas, kebijakan pengembangan wilayah), serta kelayakan finansial proyek. (adv/dpmptspkaltim/hmd/dns)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari