BPS Kaltim mencatat nilai ekspor dan impor 2023 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, dari ambruknya harga batu bara hingga gas alam.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan perkembangan data nilai ekspor dan impor di Kalimantan Timur. Dimana keduanya mengalami penurunan pada 2023 dibandingkan 2022.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana. Ia membeberkan, untuk nilai ekspor Juni 2023 mencapai USD1,95 miliar, atau turun 13,08 persen dibandingkan Mei 2023. Jika dibandingkan dengan Juni 2022, nilai ekspor turun sebesar 46,93 persen.
“Ini disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas sebesar 63,89 persen dan nonmigas sebesar 5,89 persen. Dimana kontribusi migas mencapai 5,15 persen dan kontribusi non migas mencapai 94,85 persen,” terangnya ketika ditemui di Ruang Vicon, BPS Kaltim, Senin (17/7/2023).
Penurunan nilai terbesar ekspor nonmigas Juni 2023 terhadap Mei 2023, terjadi pada golongan bahan bakar mineral yang turun sebesar USD151,61 juta atau sebesar 9, 00 persen. Sedangkan untuk kenaikan nilai terbesar terjadi pada golongan barang lemak dan minyak sebesar USD79,06 juta, atau sebesar 45,40 persen.
Dikatakannya, sektor yang turut menyumbang penurunan nilai ekspor yakni sektor barang hasil tambang sebesar 7,02 persen, dan sektor hasil industri sebesar 22,89 persen.
Nilai Impor Kaltim Turun 35,57 Persen Dibandingkan Bulan Lalu
BPS Kaltim juga mencatat ada penurunan nilai impordi Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim. Penurunan pada Juni 2023 tercatat sebesar USD375,11 juta, dalam kata lain turun sebesar 28,62 persen dibandingkan Mei 2023. Kemudian apabila dibandingkan dengan nilai impor Juni 2022, dialami penurunan sebesar 33,91 persen.
“Untuk nilai impor migas Juni 2023 sebesar USD256,77 juta, atau turun sebesar 35,12 persen dibandingkan dengan nilai impor Mei 2023. Sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor Juni 2022 mengalami penurunan sebesar 35,57 persen,” terangnya.
Kemudian untuk nilai impor nonmigas Juni 2023 sebesar USD118,34 juta, atau turun sebesar 8.79 persen Mei 2023. Untuk nilai impor Juni 2022 mengalami penurunan sebesar 29,99 persen
Berdasarkan data yang pihaknya kumpulkan pada Juni 2023, penurunan persentase terbesar dari impor barang nonmigas adalah pada golongan barang instrumen optik yang mengalami penurunan 55,06 persen.
Sebaliknya, justru terjadi kenaikan persentase tertinggi dari impor barang nonmigas terjadi pada golongan barang pupuk yang naik 222,31 persen.
Penurunan Nilai Impor dan Ekspor Disebabkan Ambruknya Harga Batu Bara dan Gas Alam
Lanjutnya, menurut golongan penggunaan barang nilai impor Januari-Juni 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan nilai impor pada bahan baku atau penolong yaitu sebesar 21,64 persen, barang konsumsi naik 40,21 persen, sedangkan barang modal turun sebesar 16,30 persen.
Kendati demikian, neraca perdagangan Kalimantan Timur pada Juni 2023 mengalami surplus sebesar USD1,58 miliar. Sektor nonmigas surplus sebesar USD1,73 milliar.
“Sementara itu, di sektor migas terjadi defisit USD156,22 juta,” kata Yusniar.
Ia membeberkan beberapa catatan yang menjadi penyebab turunnya nilai ekspor dan impor. Pertama, ambruknya harga batu bara yang disebabkan oleh lesunya ekonomi Tiongkok, proyeksi melandainya permintaan dari India dan Eropa.
Serta, jatuhnya harga gas alam dunia sebagai komoditas saingan. Kemudian, ada harga minyak dunia yang tertekan karena dipicu meningkatnya pasokan minyak mentah global. Serta kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi global, menyusul rilis data ekonomi AS dan Tiongkok yang mengarah kepada perlambatan.
“Terakhir, dipicu oleh harga komoditas CPO yang masih menghadapi tantangan dari sisi permintaan. Yang tidak sebanding dengan pasokan yang melimpah, khususnya dari Indonesia dan Malaysia. (adv/diskominfokaltim)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari