Ekspor batu bara Kaltim ke Tiongkok mengalami penurunan akibat transisi energi di Negeri Tirai Bambu. Pemprov Kaltim menyebut masih ada peluang pasar baru di negara-negara nontradisional seperti Filipina, Jepang, dan Myanmar.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda — Tiongkok yang selama ini menjadi pasar utama ekspor batu bara Kalimantan Timur (Kaltim), kini menunjukkan tren penurunan permintaan. Meski demikian, Pemerintah Provinsi Kaltim menyatakan bahwa masih terdapat sejumlah pasar alternatif yang bisa dijajaki, meskipun volumenya belum signifikan.
Penurunan ekspor ke Negeri Tirai Bambu ini disebut berkaitan dengan agenda besar transisi ekonomi digital yang tengah dijalankan pemerintah Tiongkok. Negara tersebut tengah fokus membangun “e-Negeri”, sebuah transformasi menuju ekonomi digital terintegrasi di berbagai sektor, termasuk energi, manufaktur, dan layanan. Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing ekonomi mereka secara menyeluruh.
Analis Perdagangan Ahli Pertama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim, Andra Adi Pratama, menyebut sejumlah negara di Asia masih berpotensi menjadi pasar alternatif bagi ekspor batu bara Kaltim.
“Masih ada beberapa negara lain seperti Filipina, Jepang, Taiwan, hingga Myanmar yang sempat tercatat melakukan pemesanan. Negara-negara ini kerap disebut sebagai pasar non-tradisional,” ungkap Andra di Samarinda, beberapa waktu lalu.
Pasar non-tradisional sendiri merujuk pada diversifikasi ekspor ke luar pasar utama seperti Tiongkok dan India. Negara-negara di kawasan ASEAN, termasuk Vietnam, serta sejumlah negara di Eropa kini menjadi target potensial untuk ekspansi ekspor batu bara Indonesia, termasuk dari Kaltim.
Andra menyampaikan, tren pelemahan ekspor batu bara ini menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah. Kaltim pun mulai menyusun langkah diversifikasi sektor ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada sektor ekstraktif.
“Dengan kondisi ini, kami mulai menyiapkan sektor lain yang bisa menjadi penopang utama perekonomian Kaltim ke depan. Batu bara tetap penting, tapi tidak bisa selamanya jadi andalan,” tegasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id