Pembukaan Tambang Disebut Komisi III Jadi Penyebab Banjir Palaran

kaltim_akurasi
98 Views

Pembukaan tambang menimbulkan berbagai dampak lingkungan. Ada dugaan banjir yang kerap terjadi di Kecamatan Palaran terkait aktifitas pembukaan tambang yang masif. Menurut anggota Komisi III DPRD Samarinda, di Kecamatan Palaran saat ini banyak pembukaan tambang yang tak aktif.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pertambangan di Kalimantan Timur secara tidak langsung memberikan dampak bagi pemukikan di daerah sekitarnya. Seperti layaknya Kecamatan Palaran, yang mana pembukaan lahan tambang mengitari daerah tersebut.

Anggota Komisi III DPRD Samarinda Jasno mengatakan, Banjir di Palaran tak lepas dari eksploitasi pertambangan batubara. Ada beberapa ruas jalan di wilayah Palaran yang sering tergenang air saat hujan turun.

Menanggapi hal tersebut, Jasno yang merupakan daerah perwakilan (Dapil) Palaran, mengakui banjir kerap terjadi pada beberapa titik. Salah satu titik yang kerap menjadi langganan banjir adalah jalan Nahkoda.

“Di daerah Nahkoda ada sungai yang mengalami penyempitan di muara karena ada pelabuhan disana, sehingga air tidak bisa mengalir dengan baik,” ujarnya.

Selain Nahkoda, wilayah Bukuan juga merupakan kawasan yang kerap menjadi langganan banjir. Hal ini karena ada beberapa tambang yang sudah tidak beroperasi, serta tambang yang ditinggalkan pemiliknya. Sehingga menyebabkan 80 persen air dari wilayah tambang tersebut mengalir ke pemukiman warga.

“Kalau sudah hujan walau sebentar dan genangan sudah meluas lalu masuk ke daerah Bukuan itu,” ujar Jasno.

Pembukaan Tambang yang Ditinggal Pemiliknya

Hal yang sama juga terjadi pada jalan Gotong Royong, kawasan tersebut merupakan kawasan yang berdekatan dengan salah satu lahan tambang yang telah tak aktif. Karena adanya beberapa pembangunan membuat aliran air dari saluran drainase pun tersumbat, sehingga banjir kerap terjadi walau hujan sebentar.

“Di wilayah itu genangannya sekarang sudah berkurang, karena ada drainase seperti di Rawa Makmur,” ujar Jasno.

Ia berharap Pemkot Samarinda lebih memperhatikan wilayah rawan banjir,  khususnya di Kecamatan Palaran. Terlebih lagi masalah saluran drainase, dengan pembuatan semacam kanal atau drainase yang ada di Jalan Nahkoda dengan peti kemas, ada dua titik sungai yang bisa di tembuskan ke Sungai Mahakam.

“Sehingga aliran tersebut bisa terus ke Sungai Mahakam, melalui anak sungai yang ada di kawasan tersebut,” tutup Jasno. (adv/dprdsamarinda/gzy)

Penulis: Pewarta
Editor: Muhammad Raka

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }