Penari Mancanegara Menari Jepen! EBIFF 2025 Hadirkan Kolaborasi Budaya Unik

Fajri
By
823 Views
Foto: Kabid Ekraf Dispar Kaltim, Awang Khalik. (Istimewa)

East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 tampil beda! Penari mancanegara akan belajar dan menampilkan Tari Pesisir khas Kalimantan Timur, seperti Jepen dan Igal Linggisan

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Meski baru memasuki tahun kedua penyelenggaraan, East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 tampil dengan format yang berbeda dan lebih kolaboratif dibanding tahun sebelumnya.

Festival berskala internasional ini tak hanya menampilkan seni pertunjukan dari berbagai negara, tetapi juga memperkenalkan tarian tradisional khas Kalimantan Timur (Kaltim) kepada para peserta mancanegara.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kaltim, Awang Khalik, menyebutkan bahwa para peserta akan mendapatkan pelatihan khusus untuk mempelajari tarian pesisir khas Kaltim, yang kemudian akan ditampilkan bersama di malam penutupan.

“Kami akan menyediakan satu hari khusus bagi peserta untuk mempelajari tarian tradisional ini. Nanti, mereka akan menampilkannya di akhir acara,” ungkap Awang saat ditemui di Samarinda, Senin (21/7/2025).

Sebagai informasi, tarian pesisir yang paling terkenal di Kaltim adalah Tari Jepen, tarian tradisional khas suku Kutai dan Banjar yang berkembang di wilayah pesisir Sungai Mahakam, serta banyak dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Islam. Selain itu, ada juga Tari Igal Linggisan dan Manuk Bebengang dari Kabupaten Berau, yang menggambarkan kehidupan burung-burung di kawasan pesisir.

Tahun ini, konsep panggung juga dirombak agar penonton dapat berinteraksi lebih dekat dengan para penampil. EBIFF 2025 dirancang lebih komunikatif dengan pendekatan yang mengedepankan interaksi dua arah antara penonton dan peserta.

“Salah satu keunggulan EBIFF tahun ini adalah penguatan kolaborasi,” jelas Awang. “Misalnya, peserta dari luar negeri seperti Korea akan mengunjungi sekolah, seperti SMA 1 Samarinda, untuk berdiskusi langsung dengan siswa selama kurang lebih tiga jam.”

Interaksi ini, lanjut Awang, berdasarkan evaluasi tahun lalu yang menunjukkan dampak positif. Bahkan, hubungan pertemanan antara pelajar lokal dan peserta internasional masih terjalin hingga kini melalui media sosial. Beberapa di antaranya tetap berkomunikasi meski telah melanjutkan studi ke luar negeri.

“Contohnya, nanti peserta dari India yang identik dengan budaya Bollywood akan menjalin komunikasi langsung dengan penonton. Harapannya, kolaborasi dan keakraban bisa terus tumbuh melalui pendekatan budaya ini,” tutupnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

TAGGED:
Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *