Pengguna QRIS di Pasar Tradisional Masih Minim, KUKM Perindag PPU Ungkap Kendalanya

Suci Surya
12 Views
Ilustrasi penggunaan QRIS di pasar tradisional. (istimewa)

Menggunakan pembayaran digital di tempat perbelanjaan dinilai lebih aman dan efisien. Namun di Kabupaten PPU, pengguna QRIS di pasar tradisional masih minim diterapkan.

Kaltim.akurasi.id, Penajam – Kemajuan teknologi informasi mendorong terciptanya berbagai inovasi pada sistem pembayaran yang lebih praktis, cepat, aman dan efisien. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu opsi pembayaran digital yang relatif baru di Indonesia, namun kian populer dan diminati masyarakat.

Oleh karena itu, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan QRIS. Pasalnya penggunaan metode pembayaran tersebut dinilai lebih aman dan efisien.

Kepala Dinas KUKM Perindag PPU Saidin mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi aplikasi QRIS di pasar tradisional. Meskipun konsepnya telah diperkenalkan, implementasinya belum sepenuhnya berjalan lancar. Pasalnya mayoritas pedagang belum familiar dengan QRIS tersebut.

“Rata-rata pedagang di pasar tradisional masih belum terbiasa menggunakan aplikasi QRIS, sehingga mereka agak kesulitan,” kata Saidin saat ditemui Akurasi,id, belum lama ini.

Dia menjelaskan upaya untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan QRIS akan tetap dilakukan. Meskipun tidak semua pedagang akan segera beralih ke aplikasi tersebut. Namun beberapa wall market dan pedagang tertentu diharapkan sudah mulai menggunakan QRIS.

“Sama yang waktu awal di alun-alun kan begitu juga, awalnya mereka agak kesulitan katanya. Karena enggak semua masyarakat kalau berbelanja bawa HP. Makanya kami tekankan syaratnya harus ada QRIS,” jelasnya.

Dia mengungkapkan untuk implementasi penggunaan QRIS akan dimulai dari pasar induk. Kemudian secara bertahap akan diperluas ke pasar-pasar lainnya.

“Pasar induk yang akan diterapkan sebagai contoh terlebih dahulu untuk dijadikan project,” terangnya.

Saidin menuturkan upaya untuk melakukan sosialisasi tentang penggunaan QRIS telah dilakukan sejak dulu. Bahkan dalam proses pemungutan pajak juga sudah menggunakan QRIS. Namun, masih ada pedagang yang belum memahami atau belum percaya diri dalam menggunakan aplikasi tersebut. Meskipun sebenarnya cukup mudah digunakan dengan smartphone.

“Mungkin beberapa pedagang yang masih muda sudah percaya diri menggunakan cara itu, akan kita coba. Tapi tidak mungkin langsung sekaligus, nanti akan kita lakukan bertahap,” pungkasnya. (adv/diskominfoppu/zul/uci)

 

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *