Bila seseorang memiliki kecenderungan gangguan jiwa berada di lingkungan sosial yang tidak mendukung, tanpa dukungan keluarga, teman, maupun rekan, maka kemungkinan gejala Skizofrenia bisa muncul.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Skizofrenia merupakan salah satu penyakit mental yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat sejak kasus bunuh diri yang menimpa remaja Bontang yang diduga mengidap depresi dan skizofrenia. Untuk menelaah lebih dalam, sebenarnya apa penyebab munculnya skizofrenia pada seseorang?
Psikiater RSUD Taman Husada Bontang, dr. Dewi Maharani, M.Sc., Sp.KJ menjelaskan bahwa skizofrenia muncul bukan karena dipicu satu faktor. Faktor pertama yang sering disebut adalah genetik atau keturunan. Namun, Ia menekankan bahwa tidak semua anak dari orang tua dengan skizofrenia akan mengalami gangguan yang sama.
“Untuk semua gangguan jiwa, termasuk skizofrenia tidak ada penyebab tunggal. Artinya memang penyakit mental itu umumnya dipicu multi faktor,” jelasnya.
Menurutnya, faktor keturunan memang memiliki kecenderungan, tetapi bisa jadi keberadaannya bukan keturunan langsung. Misalnya penyakit mental diturunkan dari kakek, nenek, atau bahkan paman dari penderita.
Namun, selama perjalanan hidup penderita berjalan baik dan tidak ada pencetus, gejala skizofrenia tidak akan muncul. Pencetus yang dimaksud bisa berasal dari berbagai aspek, termasuk pengalaman hidup, pola asuh, dan tekanan psikologis. Bahkan menurut dr. Dewi, pengaruh lingkungan terhadap risiko gangguan jiwa sudah bisa muncul sejak seseorang masih dalam kandungan.
“Kondisi psikologis ibu juga berpengaruh dalam pembentukan mental calon bayi. Misalnya mohon maaf ada bayi yang tidak diinginkan sehingga asupan makan dan gizi tidak terpenuhi, jadi janin bayi di perut juga bisa ikut stress. Tentu berpengaruh untuk membentuk dasar kesehatan mental anak di masa depan,” tambahnya.
Faktor risiko lain yang berpotensi pada pembentukan mental anak adalah proses persalinan ibu yang sulit atau trauma saat lahir. Setelah lahir, anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosial. Pola asuh keluarga, interaksi sosial, serta perlakuan orang tua pada masa pertumbuhan juga menjadi faktor penentu perkembangan mental pada seseorang.
Baca Juga
Bila seseorang memiliki kecenderungan gangguan jiwa berada di lingkungan sosial yang tidak mendukung, tanpa dukungan keluarga, teman, maupun rekan, maka kemungkinan gejala Skizofrenia bisa muncul.
“Kalau lingkungannya supportif, seseorang akan merasa aman dan dihargai. Tapi justru sebaliknya, kalau dia dikucilkan, lingkungannya tidak ramah, itu bisa memperparah kondisi yang rentan,” ungkapnya.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang penyebab skizofrenia, masyarakat bisa lebih peka terhadap kondisi mental seseorang. Penderita penyakit mental harus dirangkul dan didorong untuk tetap semangat dalam menjalani pengobatan. RSUD Taman Husada Bontang merangkul para penderita penyakit mental agar bisa hidup lebih layak dengan terapi dan pengobatan rutin.
“Jangan ragu untuk datang ke klinik psikiatri RSUD Taman Husada Bontang. Keluarga dan teman bisa bantu motivasi penderita untuk terus hidup dan menjalani pengobatan,” pesannya. (adv/rsudtamanhusadabontang/cha/uci)
Penulis: Siti Rosidah
Editor: Suci Surya Dewi