Pemprov Kaltim mulai menyiapkan sektor perikanan dan perkebunan sebagai pengganti batu bara yang kini mulai lesu. Potensi besar dari budidaya laut hingga kelapa sawit digarap serius untuk menjaga pertumbuhan ekonomi daerah.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda — Batu bara masih menjadi penopang utama ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim). Namun, seiring terjadinya tren penurunan ekspor dalam dua tahun terakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mulai menyiapkan sektor alternatif yang diharapkan mampu menggantikan peran batu bara ke depan. Dua sektor yang kini tengah didorong adalah perikanan dan perkebunan.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim, ekspor batu bara mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir.
- Pada 2020, nilai ekspor mencapai USD 2,5 miliar.
- Tahun 2021 meningkat drastis menjadi USD 7,6 miliar.
- Tahun 2022 sedikit menurun ke angka USD 7,3 miliar.
- Tahun 2023 kembali turun menjadi USD 6,6 miliar.
- Dan tahun 2024 tercatat hanya USD 6,2 miliar.
“Fluktuasi dan penurunan ini jadi perhatian kami. Karena itu, kami mulai fokus mengembangkan komoditas nonmigas dan nonbatu bara yang punya potensi besar sebagai pendorong ekonomi,” ujar Analis Perdagangan Ahli Pertama DPPKUKM Kaltim, Andra Adi Pratama, di Samarinda, belum lama ini.
Potensi Sektor Perikanan dan Perkebunan
Untuk sektor perikanan, Kaltim memiliki potensi besar dalam perikanan budidaya dengan total produksi mencapai 219.710 ton. Komoditas unggulannya meliputi udang windu, kerapu, bandeng, nila, patin, dan rumput laut.
Sementara sektor perikanan tangkap juga menjanjikan. Produksinya mencapai 145.045 ton, dengan komoditas unggulan seperti udang, kerapu, kakap, kepiting, dan lobster.
Adapun di sektor perkebunan, kelapa sawit menjadi komoditas utama. Luas lahan sawit di Kaltim mencapai 1,4 juta hektare pada tahun 2023, yang terdiri dari perkebunan inti dan plasma (rakyat/swadaya). Selain itu, komoditas karet, kelapa, dan kakao juga berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor ini.
“Kami terus mendorong pelaku usaha lokal agar bisa menembus pasar ekspor. Sudah banyak pelatihan kami lakukan, agar pelaku yang sebelumnya hanya berdagang antar daerah bisa naik kelas dan mengekspor produknya. Artinya, secara kesiapan, Kaltim sudah bergerak untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara,” tutup Andra. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id